SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Anggota Komisi XI DPR Ramson Siagian mengusulkan pemerintah agar menggunakan istilah Stimulus Fiskal Keempat dibandingkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam revisi total biaya penanganan Covid-19. Melalui istilah stimulus maka implementasinya bisa dilaksanakan dengan lebih fleksibel.
“Saya lebih sepakat dengan istilah stimulus, kalau PEN seakan-akan ekonomi kita sudah berat dan bisa diselesaikan dengan program pemulihan. Padahal situasinya sekarang masih belum pasti, kalau pakai stimulus bisa lebih dinamis bergerak,” tegas Ramson di Jakarta, Kamis (4/6/2020).
Pemerintah kembali merevisi total biaya penanganan Covid-19 ke dalam program PEN, dengan pertambahan anggaran dari Rp 405,1 triliun menjadi Rp 677,2 trilun.
Politisi Fraksi Partai Gerindrda ini menyampaikan, postur APBN Tahun 2020 sempat berubah pada awal April lalu lewat Perpres Nomor 54 Tahun 2020. Saat itu defisit yang diajukan 5,07 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau mencapai Rp 852,9 triliun. “Dengan pertambahan anggaran menjadi Rp 677,2 triliun tersebut, defisit APBN 2020 akan melebar mencapai 6,24 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), ” ujarnya.
Ramson menjelaskan besaran anggaran dari program pemulihan tersebut terdiri atas alokasi anggaran untuk bidang kesehatan sebesar Rp 87,55 triliun; alokasi anggaran program social safety net sebesar Rp 203,9 triliun; alokasi dukungan UMKM dengan nilai mencapai Rp 123,46 triliun; dan alokasi stimulus dan insentif perpajakan Rp 120,61 triliun, hingga dana talangan BUMN sebesar Rp 44,57 triliun. “Termasuk dukungan kementerian/lembaga mencapai Rp 97,11 triliun, ” katanya.
Menurut Ramson seperti anggaran percepatan pembayaran, atau kompensasi pendapatan ke PLN dan Pertamina itu, tidak perlu masuk di anggaran PEN, karena itu adalah subsidi yang memang harus dibayar pemerintah dari APBN. “Artinya ada atau tidak ada Covid-19, anggaran subsidi adalah kewajiban reguler pemerintah. Saya sudah sampaikan kepada Bu Menkeu (Sri Mulyani) mengenai ini,” imbuhnya.
Ditegaskan Ramson, penggunaan istilah PEN, lanjut Ramson, adalah persoalan tentang bagaimana menjelaskan kepada publik. “Harusnya kalau memang subsidi, ya sebut saja subsidi. “Tetapi kalau ini sudah masuk pada program pemulihan ekonomi maka anggarannya jadi naik dari semula Rp 405 triliun menjadi Rp 641,17 trilun, dan kemarin naik lagi menjadi Rp 677,2 triliun,” jelasnya.(EK)