SUARAINDONEWS.COM, Garut-Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPR RI langsung beraksi menyerahkan bantuan sebagai wujud empati bagi korban menyusul terjadinya bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Garut dan Sumedang, erjadi pada Rabu (21/9/2016) dinihari lalu. Bencana ini menjadi pelajaran bersama bahwa pembangunan untuk kemaslahatan masyarakat hendaknya dilakukan dengan memperhatikan keselamatan aspek lingkungan.
Demikian keterangan tertulis yang disampaikan Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, anggota Komisi V DPR RI dari Dapil Jawa Barat, di sela-sela kunjungannya ke lokasi bencana banjir bandang di Kampung Lapangan Paris, dan Kampung Cimacan, Kabupaten Garut, pada Jumat (23/9/2016).
Turut hadir dalam rombongan FPKB adalah Acep Adang Ruhiyat (Komisi IV), Arzetti (Komisi VIII), dan H. Cucun Ahmad Syamsurijal Sekretaris FPKB DPR dan anggota Komisi IV DPR RI. Rombongan secara simbolis menyerahkan bantuan bagi korban bencana berupa uang tunai senilai Rp 200 juta, dan bantuan logistik diantaranya Sembako, dan alat mandi yang dialokasikan sebanyak 500-600 paket untuk setiap kecamatan.
Rombongan melakukan kunjungan langsung ke dua kampung yang mengalami bencana paling hebat, yaitu kampung Lapangan Paris dan Kampung Cimacan, Kecamatan Tarogong Kidul, di pinggiran Sungai Cimanuk.
Data terakhir menyebutkan bahwa jumlah korban jiwa dalam bencana di Garut ini sebanyak 26 orang dan 23 orang lainnya masih dinyatakan hilang serta ratusan jiwa mengungsi di beberapa titik posko yang tersebar.
Menurut Neng Eem, bencana yang mengerikan ini sangat mungkin terjadi karena faktor alam dan faktor manusia. Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Garut dan sekitarnya menjelang terjadinya banjir bandang ini, menjadi salah satu faktor alam yang mendorong terjadinya bencana ini.
“Faktor lainnya adalah faktor manusia. Ini yang hendaknya menjadi bahan evaluasi untuk kita bersama. Bagaimana pembangunan yang kita laksanakan selalu berwawasan lingkungan. Buruknya ekosistem di hulu Sungai Cimanuk akibat banyaknya lahan yang beralih fungsi, kemungkinan besar juga menjadi faktor penyebab terjadinya bencana ini,” kata Neng Eem.(EKJ)