SUARAINDONEWS.COM, Bandung – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meyakini bahwa ekonomi kreatif akan menjadi masa depan Jawa Barat dan umumnya Indonesia.
Pasalnya menurut Bey di Bandung, Minggu (5/5/2024), Jabar mulai membangun ekonomi kreatif pada 2022-2023 melalui pemanfaatan teknologi, kemudian tahun 2023-2025 menjadi masa percepatan dengan sinergi dan kolaborasi bersama para pelaku ekonomi kreatif.
Jabar sendiri terdepan dalam pengembangan ekonomi kreatif, dengan menyumbang 20,74 persen terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) ekonomi kreatif nasional.
“Sehingga, saya yakin masa depan kita ada pada ekonomi kreatif,” kata Bey dalam keterangannya.
Namun demikian, menurut Bey, masih terdapat pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Khususnya regulasi maupun ekosistem dalam menghadapi persaingan global.
Jabar sendiri telah memiliki Perda Nomor 15/2017 tentang Ekonomi Kreatif dan Pergub Nomor 44/2021 tentang Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Tahun 2012-2025.
“Pembangunan simpul-simpul kreatif (creative hub) adalah salah satunya,” ucap Bey.
“Creative hub”, menurutnya dapat menjadi ruang berkreasi bagi masyarakat sekaligus media dalam menciptakan kemandirian ekonomi daerah.
Pemprov Jabar berkomitmen dengan menghadirkan gedung -gedung “creative centre” dan mengaktivasi ruang-ruang publik melalui kolaborasi pentahelix. Salah satunya ruang publik seni dan kreatif di Dispasbud Jabar.
Karena ekonomi kreatif dinilai menjadi masa depan Jawa Barat, Bey menilai workshop Smiling West Java Academy yang dimulai oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar pada Sabtu (4/5) ini, dapat menjadi wadah pengembangan pariwisata, kebudayaan dan ekonomi kreatif, sekaligus menunjukkan peluang masa depan bagi Jabar.
Mengingat, Smiling West Java Academy merupakan aktivasi ruang publik dari Disparbud Jabar melalui workshop kepariwisataan, serta 17 sub sektor untuk pengembangan kapasitas SDM pariwisata dan ekonomi kreatif.
Kepala Disparbud Jabar Benny Bachtiar mengatakan kelas atau workshop kreatif akan dilaksanakan berkelanjutan setiap Sabtu dan Minggu dalam empat sesi pertemuan.
“Diharapkan Smiling West Java Academy ini menjadi wadah bagi pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mengembangkan potensinya,” ucap Benny.
“Workshop” gelombang satu, akan diselenggarakan selama enam minggu meliputi workshop pariwisata, hospitality, pramuwisata, pengembangan game, seni pertunjukan dan seni musik.
Untuk batch satu yang diikuti puluhan peserta ini, Disparbud berkolaborasi dengan Politeknik Bandung, Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI), Himpunan Pramuwisata Indonesia, PHRI, Agate Academy, Singlet Kabaret, Senandung dan KPJ Jabar.
Sasaran peserta meliputi pelaku industri pariwisata, industri kreatif, asosiasi, komunitas, pelajar dan mahasiswa serta ASN/non ASN yang ingin terlibat dalam pengembangan ekonomi kreatif.
“Kami yakin kegiatan ini dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki para pelaku industri pariwisata dan kreatif sekaligus menjawab tantangan ketenagakerjaan dan kewirausahaan. Sebab ini pun bisa menjadi ajang pemasaran industri kreatif,” tutupnya. (ANT).