SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Kepala Polsek Parigi, Iptu I Dewa Gede Nurate dicopot dari jabatannya. Pencopotan tersebut buntut dari dugaan Dewa Gede memperkosa perempuan berinisial S (20 tahun).
Kadiv Propam Mabes Porli, Irjen Ferdy Sambo mengatakan, proses etik dan disiplin si Kapolsek saat ini masih berjalan.
Sambo menegaskan, proses pidana tetap akan dilanjutkan dengan pelaporan dari korban S. “Kapolsek Parigi sudah dilakukan pencopotan. Pidananya segera dijalankan sesuai laporan,” kata Sambo lewat pesan singkatnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (19/10/2021).
Sambo, mengirimkan bukti pencopotan Dewa Gede sebagai Kapolsek dalam bentuk Surat Perintah Sprin/1490/X/Kep/2021. Surat Perintah tersebut bertanggal 15 Oktober 2021 dan ditandangani oleh Wakapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Brigadir Jenderal (Brigjen) Hery Santoso.
Dalam surat tersebut, disebutkan Iptu I Dewa Gede Nurate, selaku Kapolsek Parigi di Polres Parimo, Polda Sulawesi Tengah digantikan oleh Iptu Yusuf L Palinggi.
Lewat surat perintah itu, Iptu I Dewa Gede ditempatkan di pos baru di divisi mirip office boy di unit Yanma (Pelayanan Markas) Polda Sulteng.
Kasus dugaan perkosaan yang dilakukan oleh Iptu Dewa Gede terungkap setelah pengakuan korban, S. Korban adalah perempuan 20 tahun anak dari seorang tersangka kasus dugaan pencurian hewan ternak.
Ayah S ditahan di Polsek Parigi. S mengaku dibujuk oleh Iptu Dewa Gede selaku Kapolsek untuk menemaninya tidur bersama. Bujukan itu ditawarkan kepada S agar ayahnya dapat lepas dari tahanan.
Sementara itu, Kuasa hukum remaja perempuan korban dugaan asusila oknum kapolsek di Kabupaten Parigi Moutong, Andi Akbar Panguriseng menyatakan korban berinisial S dan pihak keluarga enggan berdamai dengan terduga pelaku asusila.
Korban dan pihak keluarga ingin proses hukum yang kini tengah dilakukan Polda Sulteng terus berjalan.
“Tidak ada kata damai. Proses hukum harus terus jalan. Kami mendampingi korban dan keluarga melaporkan ke Polda Sulteng atas dugaan tindak pidana pelecehan seksual dan tipu muslihat,” kata Andi Akbar.
Sikap korban dan keluarga agar proses hukum terus berlanjut dan tidak berakhir damai semata-mata agar perbuatan serupa tidak kembali terulang. Dan, tidak ada lagi kaum perempuan yang mengalami hal memilukan seperti yang dialami oleh korban.
“Harapan kami oknum kapolsek tersebut tidak hanya dipecat, tapi juga dijatuhi hukuman yang setimpal atas perbuatannya berbuat asusila kepada remaja perempuan yang merupakan anak seorang tersangka yang ditahan di Parimo,” ujarnya.
Andi Akbar mengapresiasi langkah cepat dan sigap Polda Sulteng yang langsung mengusut dan mencopot oknum kapolsek berinisial IDGN itu dari jabatannya. Ia meminta Polda Sulteng mengusut kasus tersebut secara adil tanpa memandang bulu.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Sulteng Kombes Polisi Didik Suparnoto menerangkan saat ini pemeriksaan di Propam Polda Sulteng masih terus berjalan dan telah memeriksa sejumlah saksi mulai dari pihak keluarga korban, korban, hingga pengelola hotel tempat keduanya berbuat asusila.
“Barang bukti yang kami temukan untuk saat ini, yakni percakapan keduanya melalui WhatsApp. Kami juga telah mengarahkan kasus ini ke tindak pidana umum agar diproses,” katanya pula.
Oknum kapolsek berpangkat Iptu tersebut, kata Didik, juga telah dicopot dari jabatannya sebagai kapolsek. Saat ini ia bertugas di Pelayanan Markas (Yanma) Polda Sulteng.
IDGN diduga berbuat asusila kepada seorang remaja perempuan dengan janji akan membebaskan ayahnya yang mendekam di jeruji besi jika permintaan tersebut dituruti. Hingga perbuatan tersebut dilakukan, IDGN tidak kunjung membebaskan ayah remaja perempuan itu. (wwa)