SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Direktorat Jenderal Penegakan Hukum (Ditjen Gakkum) dan Polda Riau membongkar 19 tempat pengolahan kayu (sawmill) ilegal dalam operasi penindakan untuk menyelamatkan Suaka Margasatwa (SM) Rimbang Baling, pada tanggal 18-22 November 2020 lalu. Ekspose kegiatan telah dilakukan oleh Dirjen Gakkum dan Polda Riau.
Tim mengamankan barang bukti 404 batang kayu gelondong, 2.559 keping kayu olahan dari penampung kayu ilegal di Desa Teratak Buluh, Kabupaten Kampar dan 260 batang kayu gelondong di Sungai Subayang dan Dermaga Kayu Desa Gema, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Selain itu tim juga mengamankan barang bukti 2 truk, 12 mesin bandsaw pengolah kayu, 7 mesin diesel penggerak, dan 25 bilah mata gergaji bandsaw.
“Perusak hutan ini termasuk jaringan terbesar yang ada di Provinsi Riau. Tindakan ini sebagai bentuk konsistensi memerangi kejahatan lingkungan hidup dan kehutanan, ” ujar Menteri LHK Siti Nurbaya melalui keterangan tertulis-nya yang diterima Kamis (25/11/2020)
Siti Nurbaya mengungkapkan dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Ditjen Gakkum KLHK telah melakukan lebih dari 1.400 operasi penindakan. Selain itu memberikan 1.482 sanksi administratif, 26 gugatan perdata melalui pengadilan, 919 kasus P-21, 5.080 penanganan pengaduan dan 1.514 pengawasan perusahaan.
Sedangkan untuk gugatan perdata, ada 13 putusan inkracht dengan total putusan Rp20,7 triliun. Ini menjadi putusan perdata terbesar dalam sejarah penegakan hukum lingkungan di Indonesia.
Menteri Siti Nurbaya mengatakan penegakan hukum oleh Ditjen Gakkum KLHK meliputi kasus kebakaran hutan dan lahan, pencemaran lingkungan, kerusakan lingkungan, pembalakan liar (illegal logging), kejahatan tumbuhan dan satwa di lindungi, perambahan kawasan hutan dan DAS Citarum.
Siti Nurbaya meneegaskan dan memastikan, penegakan hukum bagi para perusak lingkungan tidak akan berhenti di sini saja. Berbagai operasi akan terus dilakukan, karena tantangan memerangi kejahatan bidang lingkungan hidup dan kehutanan masih sangat banyak.
“Untuk itu diperlukan konsistensi dan kerja sama semua pihak, ” ujarnya.(ek)