SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Pada Mei 2016, Otoritas Keamanan Makanan Eropa (EFSA) merilis pernyataan yang menyebutkan bahwa minyak sawit berpotensi memicu kanker. Namun, apakah klaim ini benar? Atau justru ini bagian dari kampanye negatif untuk menjatuhkan industri minyak sawit?
Sejarah Tuduhan terhadap Minyak Sawit
Sejak dulu, minyak sawit kerap menjadi sasaran kampanye negatif, terutama dari negara-negara Barat.
- 1980-an: Minyak sawit dituduh mengandung kolesterol, meski akhirnya terbukti tidak benar.
- 1990-an: Isu minyak sawit mengandung asam lemak trans muncul, padahal minyak sawit tidak melalui proses hidrogenisasi seperti minyak kedelai dan bunga matahari.
- 2000-an – Sekarang: Muncul klaim soal kandungan logam berat, peroksida, dan yang terbaru, tuduhan minyak sawit sebagai pemicu kanker.
“Kanker tidak hanya disebabkan oleh makanan tertentu, tetapi juga oleh berbagai faktor seperti radiasi, virus, bahan kimia, dan terutama radikal bebas.” – PASPI (2017)
Fakta Ilmiah: Minyak Sawit Justru Kaya Antioksidan
Alih-alih berbahaya, minyak sawit justru mengandung karoten dan vitamin E, dua zat antioksidan yang berperan melawan radikal bebas penyebab kanker.
Berbagai penelitian menunjukkan manfaat minyak sawit:
🟢 Chong YH (1987) – “Facts about Palm Oil”: Minyak sawit lebih efektif menghambat pertumbuhan tumor dibandingkan minyak kedelai.
🟢 Muhilal dkk. (1991) – Pusat Penelitian Gizi RI & FK UI: Minyak sawit mampu mengendalikan perkembangan tumor karena kandungan antioksidannya.
🟢 Hornsta, G (1988) – Jurnal PASPI: Minyak sawit dapat memperkuat antitrombosit, yang berperan dalam kesehatan pembuluh darah.
🟢 Sylvester et.al (1986) & Sundram et.al (1989): Minyak sawit berpotensi mencegah kanker payudara.
🟢 Komiyama et.al (1989) & Goh et.al (1994): Minyak sawit terbukti menghambat pertumbuhan sel kanker dalam uji coba in vivo.
“Minyak sawit bukan hanya aman dikonsumsi, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa.” – PASPI (2017)
Mengapa Minyak Sawit Sering Difitnah?
Negara-negara Barat mengusung perdagangan bebas, tetapi dalam praktiknya mereka sering menekan produk yang lebih kompetitif, termasuk minyak sawit. Industri minyak kedelai di Barat mengalami persaingan ketat dengan minyak sawit yang lebih murah dan lebih sehat.
“Banyak kampanye negatif terhadap minyak sawit lebih bermotif ekonomi dan politik dibandingkan fakta ilmiah.” – Jurnal PASPI
Kesimpulan: Jangan Mudah Percaya Hoaks!
Minyak sawit bukanlah penyebab kanker. Sebaliknya, minyak sawit kaya akan antioksidan yang justru melindungi tubuh dari radikal bebas. Kampanye negatif terhadap minyak sawit lebih banyak dipicu oleh kepentingan ekonomi dibandingkan bukti ilmiah.
Sebagai konsumen yang cerdas, kita harus memeriksa fakta sebelum percaya pada klaim-klaim yang beredar. Jangan mudah termakan hoaks!
📰 Update terus informasi terkini, dan jangan lupa cek sumber terpercaya sebelum percaya pada isu!
(Anton)