SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi ingin agar semua kebutuhan jamaah haji dan umrah dipenuhi dengan produk dalam negeri. Selama ini, pasokan kebutuhan jamaah haji dan umrah Indonesia masih didominasi oleh produk luar.
“Kalau boleh, kita berkomitmen agar setiap jamaah haji ketika berangkat (ke Tanah Suci) goodie bag-nya bisa kita hitung pakai produk Indonesia. Lalu dihitung berapa UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dapat berkontribusi di situ,” ujar Lutfi usai menandatangani Nota Kesepahaman tentang Optimalisasi Peran Usaha Kecil dan Menengah Dalam Memenuhi Kebutuhan Haji dan Umrah secara virtual, Rabu (13/1/2021).
Dengan begitu, UMKM Indonesia bisa lebih maju. Lutfi menegaskan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui 46 kantor cabang di seluruh dunia, termasuk di Arab Saudi, siap membantu UMKM berkembang.
“Jadi jangan sampai goodie bag jamaah haji seperti sajadah dan tasbihnya buatan China. Ini harus kita komit barang mereka buatan Indonesia dan tularkan jadi produk UMKM,” tuturnya.
Lutfi menyampaikan, nota kesepahaman ini merupakan upaya bersama untuk memberikan kekuatan bagi UMKM Indonesia agar bisa berpartisipasi dalam ceruk pasar di Arab Saudi, khususnya untuk melayani jemaah haji dan umrah Indonesia.
Dikatakan Mendag, setiap tahunnya ada sekitar 1 juta jemaah umrah dan 221.000 jemaah haji dari Indonesia, ditambah dengan sekitar 1 juta ekspatriat yang berada di sekitar Arab Saudi, sehingga ini bisa menjadi peluang bagi UMKM Indonesia.
“Ini adalah kerja sama yang sudah dipikirkan jauh-jauh hari. Mudah-mudahan ini bisa menjadikan ruang baru bagi UMKM, dan menjadi jembatan bagi UMKM agar bukan hanya kuat di pasar dalam negeri, tetapi juga menjadi pemain di pasar ekspor,” kata Muhammad Lutfi usai acara penandatanganan nota kesepahaman tersebut.
Mendag mengungkapkan, pada Januari – Oktober 2020, total ekspor nonmigas Indonesia ke Arab Saudi mencapai US$ 1,08 miliar atau terkontraksi 13,5 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Kondisi ini tidak terlepas dari permintaan yang turun akibat pandemi Covid-19. Melalui optimalisasi peran UMKM untuk memenuhi kebutuhan jamaah haji dan umrah, harapannya kinerja ekspor Indonesia ke Arab Saudi bisa meningkat.
“Mudah-mudahan barang-barang ini bisa masuk ke Arab Saudi, bukan hanya untuk penetrasi pasar umrah dan haji kita, tetapi mudah-mudahan juga bisa disenangi masyarakat Arab Saudi. Hari ini dari penjualan di sektor makanan dan minuman yang akan dinikmati oleh peserta haji dan umrah tersebut, kira-kira jumlahnya US$ 66 juta,” kata Mendag.
Disampaikan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, kesepakatan ini merupakan bentuk keberpihakan dalam pengembangan ekspor produk UMKM ke Timur Tengah. Kerja sama ini juga merupakan wujud optimisme di awal tahun yang menunjukkan bahwa UMKM tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19.
“Kementerian Koperasi dan UKM mendorong partisipasi UMKM dalam memenuhi kebutuhan jamaah haji dan umrah sebagai bagian dari upaya pemerintah memulihkan ekonomi nasional, di mana UMKM mendapatkan pasar yang lebih luas,” kata Teten.
Pada tahap awal ini, akan ada lima item produk yang disuplai dari UMKM Indonesia untuk memenuhi kebutuhan jamaah haji dan umrah asal Indonesia, yaitu sambal, kecap, kopi, teh, dan gula.
“Langkah kolaborasi ini merupakan kunci sukses untuk memajukan UMKM Indonesia. Untuk itu saya berharap kolaborasi kementerian/lembaga bersama Kadin ini dapat terus berlanjut untuk kemajuan UMKM,” kata Teten.
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid sepakat agar perlengkapan jamaah haji dan umrah dipenuhi dengan produk lokal. “Perlu diberikan dukungan terkait kelengkapan ibadah mereka di Tanah Suci, misal kain ihram, mukena, sajadah, peci, tasbih, dan lainnya,” ujarnya dalam kesempatan serupa.
Zainut mengungkapkan, selama ini pasokan perlengkapan haji dan umrah dari Indonesia belum maksimal. Padahal, kata dia, jika peluang ini diambil dapat meningkatkan ekspor Indonesia.
Kemendag mencatat, pada 2020, nilai ekspor Indonesia ke Arab Saudi sebesar 1,08 miliar dolar AS. Jumlah tersebut terkoreksi 13,5 persen dari 2019.
Ketua Umum Kadin, Rosan P. Roeslani menambahkan, salah satu pekerjaan rumah dalam mendorong produk UMKM untuk bisa lebih optimal memenuhi kebutuhan jamaah haji dan umrah asal Indonesia di Arab Saudi adalah terkait kuantitas, kualitas dan standarisasi. Sehingga sangat dibutuhkan pendampingan agar produk UMKM bisa mendapat persetujuan dari otoritas di Arab Saudi.
“Kalau kita melepaskan mereka sendiri untuk mendapatkan assessment dari pemerintah Arab Saudi langsung, itu juga menjadi tantangan mereka. Di sini peran kita untuk bisa meyakinkan bahwa produk-produk UMKM kita memang sudah sesuai dengan standar Arab Saudi, sehingga keberlangsungan dari produk kita ini untuk mensuplai kebutuhan jemaah haji dan umrah bisa berkelanjutan,” kata Rosan. (EK)