SUARAINDONEWS.COM, Santiago-Delegasi Indonesia dan Chile melaksanakan perundingan ke-3 Trade in Goods (TIGs) Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) di kota Santiago, Chile pada Kamis-Jum’at (15-16/6/2017). Perundingan tersebut dilakukan sesuai komitmen kedua Kepala Negara pada Mei lalu, Indonesia dan Chile menargetkan penyelesaian perundingan TIGs IC-CEPA pada 2017.
“Ini merupakan perundingan TIGs CEPA pertama yang dilakukan Indonesia dengan negara Amerika Latin. Chile penting bagi Indonesia karena negaranya cukup maju, terbuka, strategis dan stabil politiknya,” jelas Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag yang juga merupakan Ketua Perunding Indonesia untuk IC-CEPA, Iman Pambagyo dalam rilisnya yang dikirim ke media ini, pada Sabtu (17/6/2017).
Iman menambahkan Chile juga merupakan negara anggota Aliansi Pasifik dan menjadi hub masuk ke wilayah Amerika Latin. Produk Chile juga bersifat komplementer dengan Indonesia sehingga bukan pesaing tapi saling membutuhkan. “Ke depan kita ingin menjadikan Chile sebagai pintu masuk produk ekspor Indonesia ke pasar non-tradisional, khususnya di kawasan Amerika Latin. Selain memiliki infrastruktur yang sangat baik, Chile juga memiliki 25 perjanjian perdagangan bilateral, salah satu yang paling progresif di dunia, sehingga konektivitasnya dengan negara lain cukup tinggi,” katanya.
Di sela-sela pertemuan, Ketua Perunding Indonesia berkesempatan bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Chile, Edgardo Riveros di kantornya. Keduanya membahas mengenai potensi kerja sama yang dapat dilakukan kedua negara, misalnya di bidang pariwisata dan industri strategis. Menurut Iman, saat ini masyarakat Indonesia dan Chile kurang saling mengenal. Untuk itu, perlu diadakan kegiatan promosi bersama yang bertujuan meningkatkan visibilitas masing-masing negara.
Wamenlu Riveros mengarahkan pentingnya bagi kedua negara untuk bersikap pragmatis, fleksibel, dan penuh dengan keterbukaan selama perundingan, namun tetap mengedepankan kualiatas perjanjian yang akan dihasilkan.
Setelah perundingan ke-3 selesai, banyak hal yang harus ditindaklanjuti. Salah satunya dengan melakukan pertemuan intersesi secara intensif melalui video conference. “Kedua negara berencana melakukan dua kali lagi putaran perundingan sebelum akhir tahun,” ujar Iman Pambagyo.
Kinerja perdagangan Indonesia-Chile dalam lima tahun terakhir (2012-2016) mengalami penurunan sebesar 12,09 persen. Total perdagangan kedua negara pada 2016 tercatat 227,15 juta dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 29,28 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat 321,19 juta dolar AS. Chile menduduki negara tujuan ekspor nonmigas ke-54 terbesar bagi Indonesia untuk tahun 2016.