SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Gedung-gedung berarsitektur futuristik menjulang di tengah rimbunnya hutan Kalimantan. Jalanan lebar dan bersih menghubungkan istana megah, taman monumental, dan kompleks kementerian yang masih mengilap tanpa debu. Sekilas, Ibu Kota Nusantara (IKN) tampak seperti miniatur Singapura yang baru lahir.
Namun begitu melangkah lebih jauh, kesan itu berubah. Sunyi. Sepi. Seperti kota masa depan yang belum punya masa kini.
“Rasanya Seperti Singapura, Tapi Aneh Karena Sepi”
Clariza, wisatawan asal Sulawesi, adalah salah satu dari ribuan turis yang datang ke IKN hanya untuk “melihat seperti apa rupa ibu kota masa depan Indonesia.”
Kesan pertamanya: kagum sekaligus bingung.
“Rasanya seperti Singapura. Bersih, modern, seperti sesuatu yang mustahil di tengah hutan,” ujar Clariza, dikutip dari detikTravel, Minggu (2/11/2025).
“Tapi juga terasa aneh dan sepi. Belum ada siapa-siapa di sini.”
IKN memang bukan destinasi wisata biasa. Ia adalah proyek raksasa senilai ratusan triliun rupiah yang digadang menjadi simbol Indonesia baru — hijau, canggih, dan bebas dari beban Jakarta. Tapi hari ini, yang terdengar hanya deru mesin konstruksi dan langkah kaki para pekerja proyek.
Kota Megah yang Masih Kosong
Meski di atas kertas sudah berdiri Istana Garuda, Taman Kusuma Bangsa, apartemen ASN, gedung kementerian, rumah sakit, dan bandara, suasana di lapangan masih jauh dari kata hidup.
Sekitar 2.000 ASN dan 8.000 pekerja konstruksi tinggal di kawasan itu — angka yang kecil untuk kota sebesar 256 ribu hektare.
“Rasanya aneh melihat kota seindah ini tapi belum ada warganya,” kata Clariza lagi.
Bagi banyak orang, IKN terasa seperti “preview masa depan” — kota modern yang menunggu waktu untuk diisi kehidupan. Tapi bagi sebagian lainnya, kekosongan itu justru membuatnya seperti film fiksi ilmiah yang terjebak di jeda waktu.
Dari Jakarta ke Kalimantan: Perjalanan Menuju Ibu Kota Politik 2028
Perubahan status IKN ditegaskan lewat Perpres Nomor 79 Tahun 2025, yang menyebut bahwa pada 2028 mendatang, kawasan ini akan resmi menjadi ibu kota politik Indonesia.
Pemerintah berharap pemindahan ini bisa menciptakan keseimbangan baru, mengurangi ketimpangan Pulau Jawa, dan membawa pembangunan lebih merata ke timur Indonesia.
Namun, di balik ambisi besar itu, muncul pertanyaan yang lebih sederhana tapi penting:
Apakah kota ini akan benar-benar hidup, atau hanya berdiri megah tanpa jiwa?
Wisatawan Datang, Tapi Warga Lokal Gelisah
Selama libur Lebaran 2025, IKN justru berubah jadi destinasi wisata dadakan.
Sebanyak 64 ribu pelancong datang — dari Brunei, Malaysia, hingga Eropa — hanya untuk melihat “kota masa depan Indonesia” secara langsung.
Tapi di sisi lain, warga adat suku Balik yang tinggal di tepi Sungai Sepaku mulai merasa tertinggal.
Arman, seorang petani dan nelayan, menatap sungai yang dulu menjadi sumber hidupnya. Kini airnya dialirkan ke instalasi pengolahan yang memasok kebutuhan IKN, tapi bukan desanya.
“Air itu hanya mengalir ke IKN,” kata Arman lirih.
“Kalau proyek ini berhenti, kami kehilangan segalanya. Tapi kalau terus berjalan tanpa melibatkan kami, kami juga kehilangan.”
Kata-kata Arman mencerminkan dilema banyak warga sekitar IKN — antara harapan dan kehilangan.
Kota Masa Depan atau Kota Tanpa Suara?
IKN memang tampak megah dari luar. Tapi setiap kemegahan juga membawa pertanyaan: siapa yang benar-benar akan tinggal di sana?
Untuk saat ini, IKN masih lebih sering dikunjungi daripada dihuni. Lebih sering dikagumi daripada dijalani.
Dan di antara deru alat berat serta sepi hutan Kalimantan, Nusantara masih menunggu —
menunggu manusia yang akan memberinya napas,
dan menunggu waktu yang akan menjadikannya lebih dari sekadar simbol.
Apakah Anda ingin saya bantu buatkan versi judul-judul alternatif yang “lebih menggigit dan bikin klik tinggi” (misalnya untuk media digital atau thumbnail video berita)?
Contoh:
- “Megah Tapi Sepi: IKN Mirip Singapura, Tapi Tanpa Warga”
- “Kota Masa Depan di Tengah Hutan Ini Masih Kosong, Kok Bisa?”
- “Nusantara: Singapura Versi Sunyi di Jantung Kalimantan”
(Anton)




















































