SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Ketua DPR RI Setya Novanto meminta semua pihak agar tidak menyalahkan faktor cuaca sebagai penyebab tingginya harga cabai yang mencapai di atas Rp100 ribu. Cuaca yang tidak stabil diakuinya dapat mengakibatkan tanaman cabai diserang penyakit dan jumlah produksinya menjadi berkurang.
“Kita tdak boleh menyalahkan cuaca, karena hal itu merupakan kehendak Allah SWT, akan tetapi kita harus bersykur,” ujar Setya Novanto saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (12/11/2017).
Dalam sidak tersebut Setnov didampingi oleh Wakil Ketua Komisi IV Herman Khaeron, Siti Hediati Soeharto, anggota Komisi IV Firman Soebagyo, Ketua Komisi VIII Ali Taher Parasong, dan anggota Komisi VI Endang Srikarti Handayani. Setnov melakukan sidak untuk merespon harga cabai yang dalam beberapa hari terakhir ini harganya melambung tinggi hingga mencapai di atas Rp100 ribu.
Fakta tingginya harga cabai rawit merah pun ditemui Setnov saat sidak tersebut. “Yang ini (cabai rawit merah) harganya berapa? Seratus ribu?” tanya Novanto kepada salah seorang pedagang.
Novanto berharap tingginya harga cabai rawit merah tidak bertahan lebih lama lagi. Sebab, tingginya harga komoditas hortikultura itu cukup memberatkan warga masyarakat yang menjadi konsumennya. “Semoga ini hanya sementara. Alhamdulillah pada hari ini harga cabai berangsur turun setelah kami datang ke mari. Penurunannya mencapai Rp20 ribu, ” ujarnya.
Dalam sidaknya, Setnov menyempatkan diri membeli satu kilo cabai yang harganya Rp 100.000 per kilogramnya. “Saya beli deh satu kilo ya,” kata Novanto, kepada penjual cabai yang kemudian dibayarnya dua kali lipat menjadi Rp200 ribu.
Sementara Herman Khaeron mengatakan tingginya harga cabai rawit merah, telah merugikan pedagang. Sebab, para pedagang tidak mampu lagi menjual komoditas itu dalam jumlah seperti sediakala. “Pedagang cabai ini kan tidak mampu lagi menjual dagangannya dalam jumlah sebelumnya, karena para konsumen seperti rumah-rumah makan padang, rumah tangga, sudah mengurangi penggunaan cabai jenis itu secara signifikan,” kata Herman.
Karenanya lanjut Herman, harus ada intervensi dari pemerintah agar harga cabai rawit merah bisa segera kembali normal. “Ini harus ada stimulus dan instrumen dari pemerintah untuk membantu agar harga bisa segera turun,” kata Herman.(Bams/EK)