SUARAINDONEWS.COM, Makassar – Universitas Hasanuddin (Unhas) resmi memperkenalkan mobil listrik karya sivitas akademika yang diberi nama Engi-Move Unhas, dalam kegiatan soft launching di Halaman JK Arenatorium, Makassar, Minggu (2/11). Inovasi ini menjadi bagian dari komitmen Unhas untuk mewujudkan kampus bebas emisi (carbon neutral campus) di Indonesia Timur.
Rektor Unhas Prof. Jamaluddin Jompa mengatakan, peluncuran Engi-Move merupakan langkah konkret universitas dalam mendukung program pemerintah terkait transisi menuju kendaraan ramah lingkungan.
“Unhas telah mendeklarasikan diri sebagai Carbon Neutral Campus. Artinya, jumlah karbon yang diemisi kampus harus ditekan sekecil mungkin. Di sisi lain, kemampuan kampus menyimpan karbon harus semakin besar agar kita benar-benar menjadi zero emission campus,” ujar Prof. Jamaluddin di sela peluncuran.
Prof. Jamaluddin mengakui, konsep kampus bebas emisi mudah diucapkan namun tidak mudah diwujudkan. Ia mencontohkan, sejumlah universitas di dunia baru menargetkan proyek carbon neutral mereka pada 2040 hingga 2060.
Namun Unhas, kata dia, tidak ingin menunggu terlalu lama.
“Indonesia menargetkan net zero pada 2060, tapi bagi kami itu terlalu lama jika tidak dimulai dari sekarang. Karena itu Unhas bergerak dengan berbagai inisiatif, mulai dari elektrifikasi kendaraan hingga penghijauan kampus,” jelasnya.
Mobil listrik Engi-Move dikembangkan secara mandiri oleh dosen dan mahasiswa lintas fakultas — mulai dari Fakultas Teknik, FMIPA, hingga Fakultas Pertanian.
Kendaraan ini dirancang dengan fokus pada efisiensi energi, bobot ringan, serta penggunaan baterai ramah lingkungan.
“Kampus adalah gudangnya inovasi dan sumber manusia unggul. Jadi ini bukan sekadar kendaraan, tapi simbol harga diri bangsa. Dari sini kita mulai melahirkan kendaraan hasil karya mahasiswa dan dosen,” tutur Prof. Jamaluddin.
Ketua Tim Proyek Engi-Move, Prof. Syamsul Bahri, mengungkapkan pihaknya telah menyelesaikan lima unit mobil listrik Engi-Move tahap pertama. Selanjutnya, produksi akan ditingkatkan agar dapat digunakan oleh masing-masing fakultas hingga dipamerkan dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-38 pada 23 November 2025.
“Proses pembuatan mobil ini memakan waktu sekitar dua hingga tiga bulan. Beberapa komponen, termasuk baterai, masih impor dari Tiongkok,” kata Syamsul.
Secara teknis, Engi-Move menggunakan:
- Motor: PMSM (Permanent Magnet Synchronous Motor)
- Baterai: LiFePO4 72V 150Ah
- Charger: 1.400 watt
- Waktu Pengisian: Sekitar 8 jam
Kapasitas ini dinilai cukup untuk penggunaan harian di lingkungan kampus, dengan jarak tempuh efisien dan tanpa emisi gas buang.
Melalui Engi-Move, Unhas ingin menunjukkan bahwa transformasi menuju energi bersih tidak harus menunggu industri besar. Kampus sebagai pusat riset dan inovasi juga bisa menjadi pelopor transisi hijau.
“Engi-Move adalah langkah awal. Dari sini kami ingin melahirkan inovasi lain, termasuk riset baterai dan energi terbarukan buatan sendiri,” ujar Prof. Jamaluddin.
Unhas juga tengah menyiapkan program pendukung menuju carbon neutrality, seperti pemasangan panel surya, perluasan area hijau penyerap karbon, dan pengelolaan limbah berbasis sirkular.
Peluncuran Engi-Move menegaskan posisi Unhas sebagai pionir kampus hijau di Indonesia Timur. Langkah ini diharapkan dapat menginspirasi perguruan tinggi lain untuk ikut berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon nasional.
Dengan gaya khasnya, Prof. Jamaluddin menutup peluncuran itu dengan pesan singkat:
“Hari ini kita mulai dengan Engi-Move. Besok, siapa tahu, Indonesia bisa bergerak dengan kendaraan listrik buatan kampus sendiri.”
(Anton)




















































