SUARAINDONEWS.COM, Takalar-Anggota MPR RI Irwan Zulfikar kembali menggelar sosialisasi empat pilar MPR di Desa Galesong, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, Sulsel, Sabtu (27/7/2019). Di hadapan mayoritas anak muda yang mengikuti sosialisasi empat pilar MPR, Irwan menyatakan sosialiasi empat pilar bertujuan untuk memantapkan dan meneguhkan kembali semangat yang terkandung dalam Pancasila sebagai dasar negara, meningkatkan pemahaman tentang persatuan dan kesatuan dalam NKRI, serta meningkatkan kesadaran hukum dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Melalu sosialisasi empat pilar MPR (Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika), Irwan berharap masyarakat khususnya pemuda di Takalar mengetahui bahwa negara lahir bukan karena diberikan, melainkan melalui hasil perjuangan para pahlawan-pahlawan terdahulu.
“Dengan demikian, para pelajar maupun masyarakat luas dapat termotivasi untuk semakin mencintai NKRI serta mampu berbangsa dan bernegara dengan baik sesuai amanah yang ada, “ujar Irwan Zulfikar.
Politikus Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) itu menegaskan sosialisasi empat pilar MPR Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, merupakan program tahunan MPR RI yang diamanahkan oleh Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004. “Sosialisasi perlu dilakukan karena banyak diantara warga negara yang bersikap apatis dan lupa akan perjuangan pahlawan dalam merebut kemerdekaan, ” kata anggota Komisi IV DPR itu.
Dalam pertemuan masyarakat dan pemuda di Takalar, Irwan mengingatkan kembali nilai-nilai Pancasila dan pentingnya generasi muda memahami tata nilai kebangsaan sehingga ke depan bangsa ini tidak kehilangan semangat perjuangan dan tujuan bernegara.
“Indonesia walaupun berbeda latar budaya, suku, dan agama, namun merupakan satu kesatuan yang utuh, yang tidak menjadikan perbedaan itu sebagai pemecah belah, melainkan sebagai sebuah kekuatan persatuan, ” katanya.
Irwan mengatakan program empat pilar MPR ini memang perlu disosialisasikan kepada seluruh elemen masyarakat karena sangat bermanfaat guna menanamkan rasa cinta tanah air, wawasan kebangsaan serta memperkuat potensi integrasi bangsa seperti halnya gotong-royong, dan kerukunan umat beragama.
“Walaupun kita berbeda latar belakang suku, budaya dan agama namun merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak menjadikan perbedaan itu, melainkan memandangnya sebagai sebuah kekuatan dan keharmonisan,” ujar anggota Komisi IV DPR itu. (EK)