Pembongkaran besar-besaran ini melibatkan 3.000 personel gabungan dari TNI AL, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta para nelayan lokal. Tidak kurang dari 223 kapal nelayan dan 1.200 orang turut serta dalam operasi yang dipimpin langsung atas instruksi Presiden Prabowo Subianto dan Menteri KKP.
Gangguan pada Nelayan dan Ekosistem
Pagar laut ini sebelumnya membentang di sepanjang pesisir 16 desa di enam kecamatan di kawasan Tanjung Pasir. Keberadaannya dinilai melanggar aturan karena tanpa izin resmi, serta mengganggu aktivitas melaut para nelayan lokal. Selain itu, pagar ini juga merusak ekosistem laut, termasuk habitat ikan dan biota lainnya.
“Kami tidak bisa melaut dengan bebas sejak pagar ini dipasang. Sekarang setelah dibongkar, kami punya harapan baru,” ujar Rudi, seorang nelayan setempat.
Pembongkaran untuk Masa Depan Laut
Operasi ini ditargetkan selesai dalam waktu 10 hari ke depan. Pagar yang terbuat dari bambu dan jaring ini diangkut menggunakan kapal dan alat berat yang dikerahkan oleh TNI AL. Pemerintah berkomitmen memulihkan wilayah laut yang terdampak agar nelayan dapat kembali beraktivitas secara normal.
“Pembongkaran ini adalah bukti nyata bahwa pemerintah serius menjaga kelestarian laut dan memastikan hak nelayan terpenuhi,” kata seorang pejabat KKP.
Warga dan Nelayan Bersinergi
Selain mendukung proses pembongkaran, warga dan nelayan turut memanfaatkan hasilnya. Kerang yang menempel di bambu bekas pagar laut menjadi salah satu berkah tersendiri bagi warga sekitar.
Langkah besar ini menjadi simbol komitmen pemerintah dalam menjaga laut Indonesia untuk generasi mendatang. Mari bersama menjaga ekosistem laut agar tetap lestari! 🌊🐟 (Foto: Astra Bonardo)
(Anton)