SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Dunia kecerdasan buatan bergetar! Dalam aksi yang jarang terjadi, Nvidia meledak hebat pada hari Kamis, menyulut konflik terbuka dengan Anthropic, startup AI tajir melintir yang dibeking langsung oleh Amazon. Pemicunya? Larangan ekspor chip ke Tiongkok yang akan berlaku mulai 15 Mei mendatang, dan… ya, lobster hidup serta perut palsu kehamilan ikut terseret!
Drama Dimulai: “Chip Diselundupkan Bersama Lobster dan Perut Bohongan?”
Dalam unggahan blog yang langsung jadi bahan gosip high-level, Anthropic menuduh Tiongkok menggunakan taktik penyelundupan chip supercanggih yang tak masuk akal tapi bikin penasaran. Mereka menyebut chip-chip tersebut disembunyikan dalam prostetik kehamilan palsu, dan lebih gila lagi, dikemas bareng lobster hidup.
Tujuannya? Menghindari pembatasan ekspor AI yang diberlakukan lewat kebijakan “AI Diffusion Rule” dari era Presiden Joe Biden—yang mulai aktif pertengahan Mei. Aturan ini bertujuan menjegal negara pesaing seperti Tiongkok agar tidak menyusul AS dalam perlombaan senjata AI.
Nvidia Ngamuk: “Sudahlah, Jangan Drama!”
Respons Nvidia? Langsung membara dan pedas!
“Perusahaan Amerika seharusnya fokus pada inovasi dan menjawab tantangan,” kata juru bicara Nvidia,
“bukan menyebarkan kisah fantasi bahwa elektronik besar, berat, dan sensitif bisa diselundupkan lewat perut palsu atau bersama lobster hidup.”
Boom! Serangan balik ini bukan cuma sindiran halus—ini tamparan diplomatis berselimut silikon dan sarkasme.
Plot Twist: Anthropic Sebenarnya Konsumen Nvidia!
Ironisnya, Anthropic justru sangat bergantung pada chip Nvidia untuk melatih model AI mereka. Tapi sekarang, mereka mendorong aturan ekspor yang lebih ketat, yang bisa memukul pendapatan Nvidia dari pasar luar negeri. Seperti anak kos yang minta warung langganannya ditutup karena takut temannya kebanyakan jajan.
Anthropic berargumen bahwa akses komputasi adalah “titik cekik strategis” dalam perlombaan membangun AI masa depan. Mereka menyerukan:
- Menurunkan ambang ekspor untuk negara-negara Tier 2,
- Memperketat aturan demi mencegah penyelundupan,
- Menambah pendanaan untuk penegakan hukum.
Menurut mereka, mempertahankan keunggulan komputasi Amerika lewat kontrol ekspor adalah kunci untuk keamanan nasional dan kejayaan ekonomi.
Nvidia Balas Lagi: “Ini Bukan Soal Regulasi, Ini Soal Kompetisi!”
Tak tinggal diam, juru bicara Nvidia menambahkan:
“Tiongkok punya setengah dari peneliti AI di dunia. Mereka punya talenta di semua lapisan teknologi AI. Amerika tidak bisa mengandalkan regulator untuk memenangkan perlombaan ini.”
Maksudnya? Kalau mau menang, jangan main larang-larangan. Inovasi, bukan intimidasi, kata mereka.
Kesimpulan: AI Bukan Lagi Sekadar Teknologi—Ini Medan Perang!
Pertarungan antara Nvidia dan Anthropic ini bukan cuma soal chip atau lobster. Ini adalah benturan kepentingan strategis di tengah perlombaan teknologi terbesar abad ini. Ketika dua raksasa AI saling adu argumen di ranah publik, dunia menyaksikan dengan popcorn di tangan.
Dan satu hal pasti: di era AI, bahkan lobster pun bisa jadi alat politik.
(Anton)