SURAINDONEWS.COM, Jakarta-Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) terus berupaya meningkatkan ekspor untuk menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok (RRT).
Memasuki kuartal II tahun 2017 Ditjen PEN menggelar forum bisnis produk makanan dan minuman (mamin) di Auditorium Kemendag pada Selasa (18/4) lalu. Dalam acara ini para distributor produk mamin Indonesia dipertemukan dan saling berbagi best practice memasuki pasar RRT.
“Forum bisnis ini, khususnya sesi one on one business meeting, dapat dimanfaatkan untuk membangun jejaring bisnis dengan pelaku usaha RRT agar menghasilkan kontrak bisnis baru dan diharapkan dapat menyeimbangkan posisi neraca perdagangan Indonesia dengan RRT,“ ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Arlinda di Jakarta, Selasa (25/4).
RRT merupakan mitra dagang utama Indonesia. Total perdagangan kedua negara bernilai 47,6 miliar dolar AS. Ekspor non-migas Indonesia ke RRT pada 2016 sebesar 15,2 miliar dolar AS. Sedangkan impor non-migas 30,7 miliar dolar AS.
Arlinda menjelaskan produk mamin dipilih karena pada periode 2012-2016 ekspor produk makanan olahan Indonesia ke RRT menunjukkan tren positif yaitu 9,75 persen. “Nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke RRT pada 2016 sebesar U1,1 miliar dolar AS. Untuk ekspor makanan olahan terbesar Indonesia ke RRT di antaranya adalah rumput laut, wafel dan wafer, serta biskuit,” kata Arlinda.
Hasil business meeting pada forum ini memperlihatkan produk-produk Indonesia yang diminati buyers diantaranya adalah sarang burung walet, kopi, biskuit, makanan ringan, mi instan, serta santan kelapa instan. Namun masih diperlukan tindak lanjut setelah pertemuan bisnis tersebut utamanya, dalam hal kemasan dan negosiasi harga.
Sedangkan pada one on one business meeting hadir empat importir/distributor RRT yang dipertemukan dengan 50 pelaku usaha produk mamin Indonesia. Dalam pertemuan tersebut diketahui bahwa produk yang diminati RRT diantaranya adalah makanan ringan, santan, desiccated coconut, kerupuk, gula aren, kopi, teh, rempah-rempah, ikan kering, pisang segar dan sarang burung walet.
Pelaku usaha Indonesia yang melakukan one on one business meeting antara lain PT Indofood, Monde Mahkota Biskuit, PT Heinz Indonesia, Niramas, PT Pacific Astern Coconut, Javanindo, Jerindo Global, Bina Karya Prima, Bumi Tangerang Mesindotama Dua Kelinci, Pondan Pangan Makmur, Deltomed, dan lain lain.
Forum yang dibuka Dirjen PEN ini terselenggara atas kerja sama Ditjen PEN dengan Konsulat Jenderal RI (KJRI) Shanghai, Atase Perdagangan Beijing dan Pengurus Gabungan Asosiasi Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI). Forum ini dihadiri sekitar 90 orang yang terdiri dari importir Tiongkok, pelaku usaha mamin Indonesia, KJRI Shanghai dan tim, Ketua GAPMMI, serta undangan lainnya.(Bams/EK)