SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) menyelenggarakan puncak peringatan Hari Pekerja Migran Internasional (Migrants Day) di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan. Peringatan yang jatuh setiap 18 Desember ini menjadi ajang refleksi bagi kementerian yang baru berusia dua bulan untuk memperkuat perlindungan dan pelayanan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
“Kami ingin menjadikan Migrants Day ini sebagai momentum refleksi mendalam untuk mencari terobosan baru, semangat baru, dan solidaritas bersama demi menjaga dan melayani pekerja migran kita,” ujar Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, dalam sambutannya.
Komitmen Baru untuk Pekerja Migran
Menteri Karding menekankan bahwa Migrants Day tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga momen penting untuk memperbaiki ekosistem perlindungan PMI. Salah satu langkah konkrit adalah penandatanganan Pakta Integritas antara P2MI dan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI). Pakta ini diharapkan mampu memperbaiki sistem penempatan PMI agar lebih terstruktur.
“Jika ekosistem penempatan pekerja migran baik, maka pelindungan PMI, terutama di luar negeri, juga akan semakin kuat,” jelas Karding.
Selain itu, kementerian juga meluncurkan logo baru sebagai simbol semangat pembaruan. Menurut Karding, langkah ini menunjukkan komitmen kementerian dalam meningkatkan kinerja untuk melindungi dan melayani pekerja migran secara optimal.
Pengakuan untuk Para Pekerja Migran
Karding juga memberikan apresiasi tinggi kepada para PMI yang tersebar di seluruh dunia. Ia menyebut mereka sebagai pahlawan bangsa yang membawa nama baik Indonesia di luar negeri.
“Anda adalah orang-orang terbaik. Anda memikul beban tanggung jawab besar untuk keluarga, desa, daerah, dan negara kita. Semoga peringatan ini menjadi momen perubahan mendasar bagi pelayanan dan perlindungan PMI,” katanya.
Langkah Tegas Melawan Eksploitasi
Di tengah perayaan Migrants Day, Karding menegaskan komitmen pemerintah dalam memberantas praktik ilegal, seperti pemberangkatan non-prosedural yang sering kali merugikan PMI. Untuk itu, P2MI membentuk Tim Reaksi Cepat yang bekerja sama dengan kepolisian, kejaksaan, dan lembaga terkait.
“Kami berupaya mencegah pemberangkatan non-prosedural yang membahayakan keselamatan para pekerja migran,” tegasnya.
Fokus pada Penempatan ke Korea Selatan
Menyikapi isu politik di Korea Selatan, P2MI memastikan keamanan 400 PMI yang baru diberangkatkan ke sana. Hingga kini, tidak ada laporan masalah terkait pekerjaan mereka meskipun situasi politik di Korea sedang memanas.
“Kami terus memantau situasi di sana dan sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk langkah mitigasi jika dibutuhkan,” ujar Karding.
Pemerintah juga berupaya menyerap 13 ribu calon PMI yang masuk dalam sistem roster untuk bekerja di Korea Selatan. Negosiasi dengan pemerintah Korea dilakukan untuk memastikan seluruh PMI yang lulus ujian bahasa Korea dapat diterima bekerja.
“Kami berkomitmen membuka kesempatan kerja, tapi juga meminta jaminan dari pemerintah Korea bahwa PMI yang lulus seleksi wajib diterima,” tambah Karding.
Harapan untuk Masa Depan
Karding berharap, Migrants Day menjadi titik awal perubahan besar bagi perlindungan PMI. Ia mengajak semua pihak, termasuk perusahaan penempatan, pemerintah, dan masyarakat, untuk bersama-sama menciptakan ekosistem yang lebih baik.
“Mari jadikan momen ini sebagai pijakan untuk inovasi, solidaritas, dan perubahan demi pekerja migran kita. Mereka adalah tulang punggung bangsa,” pungkasnya.
Hari Migrants Day ke-34 ini tidak hanya menjadi perayaan, tetapi juga panggilan untuk aksi nyata bagi pekerja migran yang telah memberikan kontribusi besar bagi keluarga, desa, dan bangsa Indonesia.
(Anton)