SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Pendidikan Karakter di sekolah menjadi tumpuan banyak pihak dalam membangun bangsa ke depan untuk menjadi Iebih baik dan kuat. Penyiapan generasi emas Indonesia. tidak hanya melalui program pencapaian kompetensi ilmu sesuai dengan tingkat pendidikan yang diikuti siswa. akan tetapi yang Iebih mendasar adalah pada seberapa serius komitmen kita dalam menumbuhkan karakter anak-anak Indonesia.
Demikian hal tersebut dikemukakan Ketua Harian Komisi Nasional untuk UNESCO Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd, dalam buku Bangun Karakter Bqngsa yang dikeluarkan Trakindo berdasarkan pengalaman empirik di 40 Sekolah tetpilih di seluruh Indonesia yang sekolahnya menerapkan kutikulum Pembangunan Karaktet.
Inilah komitmen Trakindo dalam mengembangkan Tripusat Pendidikan yang membangun karakter anak melalui sinergi sekolah, keluarga dan masyarakat untuk memperkuat karakter bangsa dalam menghadapi era revolusi industri 4.0
Setio A. Dewo selaku Director & Chief Financial Officer Trakindo menjelaskan,Revolusi Industri 4.0 merupakan sistem yang mengintegrasikan dunia onlinedengan produksi industri, maupun bidang lainnya yang mulai menggunakan teknologi digital dan otomatisasi.
“Dan perkembangan revolusi industri harus menjadi perhatian serius dari semua pihak, terutama untuk pengembangan karakter anak sebagai generasi penerus bangsa. Kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajar anak berpikir positif, menyaring informasi yang baik serta melatih pola pikir anak,” paparnya lagi di Aula Graha I, Kemendikbud, Jakarta (11/7).
Pendidikan karakker adalah napasnya sekolah, berhenti melakukan pendidikan karakter berarti berhenti pula sekolah tersebut dalam mengemban misinya. Sekolah yang mampu menghasilkan anak yang berkarakter, akan menguatkan siswa – siswanya terhadap nilai-nilai kehidupan walau dalam keadaan yang tertkan dan dilematis.
Sementara itu, Direktur Pembinaan Sekolah Dasar, Ditjen Dikdasmen, Kemendikbud, Bapak Dr. H. Khamim, M.Pd. menjelaskan bahsa dunia pendidikan sebagai lini terdepan dalam peningkatan karakter peserta didik / generasi penerus harus mampu beradaptasi dengan cepat dan menyesuaikan dengan keterampilan yang wajib dimiliki di abad 21.
“Dengan demikian dalam hal ini pemerintah memiliki peran yang sangat strategis untuk pembentukan karakter bangsa, yaitu dengan menghadirkan berbagai program serta regulasi yang mendukung Perpres No.87/2017 terkait pelaksanaan penguatan pendidikan karakter,” jelas Khamim.
Penguatan pendidikan karakter merupakan upaya yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud untuk pendidikan moral dan pendidikan akhlak yang bertujuan membentuk pribadi anak yang lebih baik dan selalu siap dalam setiap perubahan. Salah satu langkah pemerintah dalam mendorong pendidikan karakter adalah melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga yang sesuai dengan Pancasila. Lima nilai utama karakter pada siswa sekolah dasar dalam Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yaitu Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong dan Integritas.
Sinergi Tripusat Pendidikan diharapkan dapat menjadi sarana yang tepat dalam pembentukan karakter anak menghadapi era industri 4.0. Tripusat Pendidikan merupakan tiga pihak yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga dan masyarakat sebagai lingkungan terdekat bagi anak diharapkan dapat berperan aktif menumbuhkan nilai-nilai karakter positif pada diri seorang anak, antara lain mendorong budaya literasi dan semangat belajar anak.
Dan di sela sela diskusi Bincang Persfektif Trakindo ersebut, Dewo menjelaskan sebagai anggota masyarakat, Trakindo mendukung terwujudnya sinergi Tripusat Pendidikan dalam upaya memperkuat karakter bangsa dengan program pendidikan 40 SDN di seluruh Indonesia. “Sejalan dengan hal tersebut, Trakindo juga meluncurkan buku “Bangun Karakter Bangsa” untuk memperkuat komitmen dalam mendukung program pemerintah yaitu gerakan penguatan pendidikan karakter,” tutup Dewo.
(tjo; foto ist