SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Pendidikan adalah sektor terakhir yang dibuka dalam fase normal baru, itu semua dikarenakan pandemi virus corona yang melanda Indonesia sejak awal Maret 2020. Di fase normal baru ini, seluruh aktivitas belajar mengajar mulai dari tingkat Dasar, Menengah hingga Perguruan Tinggi dilaksanakan dengan jarak jauh atau tidak bertemu secara fisik. Namun Wakil Ketua MPR RI, Dr. H. Jazilul Fawaid, SQ, MA mengatakan hanya pancasila yang mampu menjadi daya perekat dan pengikat bagi kita semua dalam menghadapi masa-masa pandemi virus korona ini. Hal itu karena, pemerintah sudah mengumumkan pertumbuhan ekonomi akan mengalami penurunan, maka akan terjadi kemiskinan dan berdampak pada aktivitas, baik di sektor ekonomi, usaha Pendidikan, hingga guru ngaji yang terhenti.
Jazilul dalam Seminar Webinar dengan tema Pengamalan Nilai – Nilai Pancasila dalam Mengawal Dunia Pendidikan Pasca Pandemi. Menyatakan bahwa pemerintah menghitung berapa besar kerugian dan dampak pandemi di dunia pendidikan.
“Hendaknya pemerintah menghitung juga berapa besar kerugian dan dampak dari Covid-19 terhadap dunia pendidikan. Sebab Sampai hari ini belum ditemukan hitungan berapa kerugiannya,” terang Jazilul dalam Seminar Webinar dengan tema Pengamalan Nilai – Nilai Pancasila dalam Mengawal Dunia Pendidikan Pasca Pandemi, Fakultas Hukum, Universitas Bengkulu, Kamis (25/06/2020).
Ditambahkan Jazilul, hal itu membuat dirinya banyak menerima keluhan dari tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi mengenai kegiatan belajar mengajar karena dampak dari Covid-19 ini.
“Saya banyak menerima keluhan dari tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi yang merasa sangat terpukul, terancam, dan tidak mampu melakukan aktivitasnya. Karena selama empat bulan hanya melakukan pengajaran dari jarak jauh,” ujarnya.
Lebih lanjut Jazilul mengatakan, selama ini pemerintah selalu memperhitungkan dan menganggarkan kerugian dari Sektor Ekonomi akibat dampak covid-19. Namun untuk dunia pendidikan sama sekali tidak terlihat. Sehingga dunia pendidikan harus bahu membahu menghadapi dampak negatif dari corona.
“Pemerintah daerah dan kita semua harus saling gotong royong, bahu membahu agar dunia pendidikan yang dicita-citakan di era reformasi mengamandemen UUD 1945 yaitu 20% untuk dunia pendidikan terwujud,” kata Jazilul yang juga Wakil Ketua Umum DPP PKB.
Jazilul juga mengajak Fakultas Hukum, Universitas Negeri Bengkulu dan semua jajaran rektorat betul-betul melihat dan mencari cara yang kreatif untuk melahirkan sarjana dan SDM unggul di masa pandemi ini. Karena jika kita tidak mampu sebagai warga negara yang berpancasila dalam menghadapi tantangan dampak korona di dunia pendidikan, maka sangat mungkin pada tahun ini akan terjadi Los Generasi. Begitu juga kepada para peserta webinar, Jazilul mengharapkan, agar terus membumikan nilai-nilai pancasila terutama menjadikan manusia unggul, adil dan beradab, yang memiliki ketahanan, kekuatan, keimanan dan kegotong royongan.(DSK)