SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Hasil pemeriksaan sementara, polisi tidak menemukan adanya beras atau makanan lain di rumah korban di Kalideres, Jakarta Barat. Polisi masih menyelidiki penyebab kematian satu keluarga di sebuah rumah di Perumahan Citra Garden Extension 1, Kalideres, Jakarta Barat.
Sebanyak empat orang anggota keluarga yang meninggal misterius, masing-masing bernama Rudianto (71), istrinya Margaret (58), anak atas nama Dian (40) dan iparnya yang bernama Budianto (68).
Dugaan sementara, keempat korban tersebut meninggal akibat tidak adanya makanan atau cairan yang masuk ke dalam tubuh mereka.
Pihak kepolisian pun tidak menemukan sisa makanan di rumah korban, termasuk beras yang menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia. “Di dalam rumah tidak ditemukan nasi atau beras tidak ada,” ungkap Kapolsek Kalideres, AKP Syafri Wasdar di kantornya, Sabtu (12/11/2022).
Namun demikian, Syafri enggan memastikan apakah tidak adanya makanan di rumah korban menjadi penyebab para korban meninggal. Meskipun hasil dari pemeriksaan sementara tidak ditemukan sisa atau bekas makanan di lambung jasad para korban. Apalagi semasa hidupnya keluarga tersebut tidak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
“Banyak yang bilang, ‘oh dia tinggal di pemukiman, kenapa bisa kelaparan?’. Karena kelaparannya bukan berarti tidak ada makanan, tapi keluarga itu tertutup sehingga tidak ada yang tahu kalau dia kekurangan makanan,” kata Syafri.
Sementara itu kerabat korban, adik dari korban Margaretha, bernama Ris Astuti mengaku sangat kaget jika kerabatnya diduga meninggal karena kelaparan. Ia juga tidak yakin jika keluarga kerabatnya tersebut mengalami kesulitan ekonomi yang membuat mereka tidak bisa membeli makanan. Dia juga tidak pernah menerima keluhan dari korban terkait kondisi ekonomi.
“Sedang-sedang aja (ekonomi), gak ada keluhan dan sebagainya. Justru kita udah berapa puluhan tahun kan gak pernah kontakan. Nah itu yang jadi masalah, kalau misalnya hanya cuma laper itu gak punya makanan bisa kan telepon saudara kan,” tutur Ris Astuti.
Naluri Manusia
Sementara itu, secara terpisah, Ahli kedokteran forensik dari Universitas Indonesia dr Budi Sampurna, mengatakan naluri manusia adalah mencari makan jika lapar. Mereka tidak mungkin membiarkan dirinya perlahan mati kelaparan.
“Tidak mudah membuat beberapa orang tidak makan dan minum. Naluri orang kan mau hidup, bukan mati pelan-pelan tanpa perlawanan. Kenapa tidak dipikirkan adanya ‘racun’ sehingga mereka meninggal tanpa ada usaha untuk hidup?” kata Budi
Hal ini disampaikan Budi menanggapi kasus satu keluarga yang meninggal di Kalideres, Jakarta Barat. Satu keluarga yang terdiri dari empat orang ditemukan tidak bernyawa di kawasan Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kamis (10/11/2022).
Menurut laporan dari Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pasma Royce, mereka diduga tidak mendapat asupan makanan dan minuman yang cukup lama. Akibatnya, mereka mengalami dehidrasi. Mayat ditemukan dalam keadaan mengering dilengkapi dengan otot-otot yang sudah mengecil. Selain itu, tidak ditemukan juga tanda-tanda adanya kekerasan.
Dijelaskan Budi, temuan kondisi mayat yang mengering bukan hanya terjadi karena kelaparan akut. Bisa terjadi karena hal lain, seperti kondisinya yang sudah tua.
“Kurus kering bisa kronik karena tua. Tidak harus kelaparan akut atau bahkan kemungkinannya kecil,” ucap dia.
Untuk dugaan kelaparan, Budi mengatakan perlu diperiksa lebih lanjut di laboratorium. “Otot mengecil kan proses lama dan harus diperiksa mikroskopis dan lab untuk buktikan ‘malnutrisi,’” ujarnya.
Yang jelas, masih belum bisa menarik kesimpulan penyebab utama kematian keluarga tersebut. Budi menyebut perlu menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut.
“Sama sekali belum bisa dibuat kesimpulan sebelum pemeriksaan lengkap dilakukan,” tambahnya.
Kerabat Ragu
Sebaliknya, kerabat meragukan satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat karena kelaparan. Bukan tanpa alasan, Handoyo pun mengungkap latar belakang perekonomian para korban.
Empat orang jasad ditemukan di dalam rumah Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis 10 November 2022.
Handoyo merupakan salah satu ipar dari empat orang korban. Bersama istrinya Ris Astuti menjalani pemeriksaan di Polsek Kalideres, Sabtu (12/11/2022).
“(Ekonomi) biasa-biasa saja, yang saya tahu ibunya dulu jualan kue, bapaknya kerja kantor, tapi anaknya saya tidak tahu kerja apa lupa,” kata dia di Polsek kalideres, Sabtu (12/11/2022).
Handoyo mengatakan, dia justru kaget kala mendengar isu korban meninggal akibat kelaparan.
“Kenapa dia tidak menghubungi saudara atau mungkin minta tolong tetangga tapi tidak ada sama sekali, sehingga kita juga kaget baru tahu kalau sampai begitu parahnya,” ujar dia soal satu keluarga tewas di Kalideres itu.
Handoyo mengakui jarang berkomunikasi dengan korban. Seingatnya, sekira 20 tahun lalu dia berkomunikasi dengan korban. Tapi komunikasi dengan istrinya terakhir beberapa tahun lalu.
“Istri saya hubungi selamat ulang tahun begitu, tapi itu dibales, direspons. Mungkin tahun-tahun lalu ya,” ujar dia.
Sementara itu, Ris Astuti menambahkan, para korban secara ekonomi tergolong cukup. Selama ini, Ris tak pernah mendengar para korban mengeluh tidak punya makanan.
Bahkan, waktu tinggal di Gunung Sahari mereka suka memberikan bingkisan kepada keluarga berupa makanan atau baju. “Kalau kita ultah kirimin paket,” ujar dia.
Sebelumnya, satu keluarga ditemukan tewas di rumah nomor nomor AC5/7 itu terletak di Jalan Taman Asri 3 Blok AC, RT 7 RW 15, Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11) malam.
Penemuan empat jasad membusuk itu berawal kecurigaan warga yang menyium aroma tidak sedap dari dalam rumah korban. Saat ini para korban masih berada di RS Polri. (wwa)
Sumber: Republika