SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI dari Fraksi PKS, Mardani Ali Sera, resmi meluncurkan buku berjudul New World, New Perspective, New Approach dalam sebuah acara di Kompleks DPR/MPR/DPD RI, Senayan, Jakarta. Buku ini diharapkan menjadi sumbangsih BKSAP dalam memperkuat literasi kebangsaan dan pemahaman diplomasi global dari perspektif Indonesia.
Dalam rilisnya, Mardani menegaskan pentingnya bijak berkolaborasi di tengah dunia yang terus berubah cepat. “Kita perlu bijak berkolaborasi dalam dunia yang cepat berubah,” ujarnya mengawali rilis yang dikirim ke media.
Menurut Mardani, kunci utama menghadapi berbagai tantangan global saat ini adalah kepemimpinan. “It’s all about leadership. Semua bergantung di sisi kepemimpinan,” tulisnya. Ia mengutip ucapan John C. Maxwell, “Everything rises and falls in leadership” — naik dan turunnya sebuah urusan bergantung pada pemimpinnya.
Buku ini mengangkat tema diplomasi global dan kepemimpinan strategis dalam konteks parlemen Indonesia. Mardani menyatakan buku ini bukan sekadar laporan, melainkan bagian dari second track diplomacy yang mendampingi Kementerian Luar Negeri RI dalam merespons isu-isu global, sesuai amanat UUD untuk menciptakan perdamaian dunia.
“Buku ini adalah bagian kami di BKSAP memberikan sumbangsih kepada bangsa. Kami perlu beraksi dan bersikap dalam menghadapi semua masalah global,” jelasnya penuh optimisme.
Diplomasi Butuh Pemikiran Mendalam, Bukan Sekadar Rutinitas
Dalam peluncuran buku, akademisi dan analis hubungan internasional Philips J. Vermonte juga menyoroti bahwa diplomasi Indonesia harus didasari oleh pemikiran yang tajam dan ide-ide segar, bukan hanya rutinitas birokrasi. Ia mengingatkan pentingnya visi dan strategi dalam politik luar negeri.
“Dunia terus berubah, tapi kita jarang berhenti sejenak untuk berpikir ulang: sebenarnya apa makna semua hubungan internasional yang kita jalankan?” kata Philips.
Ia mengutip sejarah diplomasi sukses, misalnya Jerman pasca-Nazi yang bangkit lewat diplomasi damai dan integrasi regional Eropa. Ia juga mengingatkan bahwa peradaban bisa runtuh karena faktor internal maupun eksternal.
Diplomasi Parlemen: Peran Strategis dalam Politik Global
Philips menekankan bahwa diplomasi bukan hanya tugas eksekutif, tapi juga parlemen harus aktif menjalin kerja sama dengan semua pihak demi kepentingan nasional Indonesia.
“Sikap kita jangan sampai dikendalikan oleh rivalitas kekuatan besar,” kata Philips, mengutip pernyataan Presiden terpilih Prabowo Subianto:
Kita menjalin hubungan dengan siapa pun yang membantu kepentingan nasional.
Pendapat Ian Montratama: Diplomasi Sebagai Alternatif Perang
Dosen Hubungan Internasional Ian Montratama menambahkan bahwa diplomasi sejatinya adalah alternatif damai dari perang. Buku ini mengajak pembaca untuk berpikir konstruktif membangun kolektivitas ide dan solusi bersama agar konflik global bisa diminimalisasi.
“Cara pandang yang ego sentris dan realis sering memicu konflik. Buku ini mengajak kita mencari solusi bersama,” kata Ian.
Momentum Kolaborasi dan Narasi Baru Indonesia di Kancah Global
Peluncuran buku New World, New Perspective, New Approach bukan hanya memperkenalkan gagasan parlemen Indonesia, tapi juga menjadi ruang kolaborasi bagi masyarakat, akademisi, dan pemangku kepentingan.
“Acara ini menjadi momentum penting dalam membangun narasi Indonesia yang aktif di dunia,” tutup Mardani Ali Sera.
Buku ini menjadi panduan penting bagi Indonesia untuk menghadapi dunia yang terus berubah cepat dengan perspektif baru, kolaborasi multipolar, dan kepemimpinan yang strategis. Diplomasi sejati adalah perpaduan antara ide, aksi, dan kerja sama lintas sektor serta negara.
(Anton)