SURAINDONEWS.COM, Jakarta – Dalam pertemuan antara Majelis Pesantren Dakwah Indonesia (MPDI) dan sejumlah lembaga non-pemerintah (NGO) yang peduli terhadap perjuangan Palestina, seperti Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), dan Adara Relief Internasional, Wakil Ketua MPR, Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid (HNW), mendorong pesantren-pesantren yang tergabung dalam MPDI untuk melanjutkan peran sejarah mereka dalam mendukung perjuangan Palestina. Hal ini, menurutnya, dapat dilakukan dengan bersinergi bersama NGO pro Palestina untuk meningkatkan kualitas pesantren dan para santri menyongsong Indonesia Emas 2045.
Sinergi Pesantren dan NGO Pro Palestina
Dalam pidatonya, HNW menekankan pentingnya pesantren untuk tidak hanya fokus pada isu lokal, tetapi juga memperluas wawasan mereka ke isu global seperti Palestina. Ia menuturkan,
“Ketika para santri terhubung dengan masalah Gaza, maka diharapkan wawasan pesantren dan santri semakin meluas dan membuat tanggung jawab sejarahnya semakin menguat.”
Hal ini, menurutnya, adalah cara untuk melanjutkan tradisi besar pesantren dalam membantu perjuangan Palestina, yang telah dilakukan oleh para ulama Indonesia sejak lama.
Melanjutkan Peran Sejarah Pesantren dalam Kemanusiaan Global
HNW mengingatkan bahwa pesantren memiliki peran penting dalam menjaga visi kemanusiaan global yang telah ada sejak zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia menambahkan,
“Pesantren tidak hanya lokal, tetapi mengglobal, dan melanjutkan peran mensejarah untuk Palestina.”
Dengan memanfaatkan potensi besar pesantren dan sinerginya dengan NGO Palestina, pesantren dapat memperkuat kontribusinya terhadap perjuangan Palestina sambil tetap mengedepankan pendidikan dan kualitas santri di Indonesia.
Perjuangan Pesantren di Palestina Sejak Dulu
HNW juga mengungkapkan bahwa perjuangan pesantren dalam mendukung Palestina bukanlah hal baru. Pada tahun 1938, jauh sebelum penjajahan Israel dimulai, para kiai pesantren, terutama dari NU seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, dan KH Wahab Chasbullah, telah memfatwakan kewajiban umat Islam untuk membantu perjuangan Palestina, baik melalui doa maupun bantuan dana. Ia menegaskan,
“Ketika kita dorong pesantren-pesantren untuk peduli terhadap perjuangan rakyat Palestina dengan doa dan dana, sesungguhnya sedang melanjutkan kiprahnya pesantren.”
Ini adalah kelanjutan dari tradisi pesantren dalam membantu Palestina.
Pesantren Harus Berada di Garda Terdepan
HNW juga menekankan bahwa pesantren seharusnya tidak merasa takut atau khawatir terlibat dalam perjuangan Palestina, meskipun ada stigma tertentu yang menganggap hal ini dapat dikaitkan dengan isu terorisme. Ia mengatakan,
“Justru seharusnya pesantren berada di garda terdepan.”
Menurutnya, pesantren harus bangga melanjutkan tradisi para kiai besar yang tidak hanya berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, tetapi juga peduli terhadap nasib Palestina.
Koordinasi yang Lebih Intens Antara MPDI dan NGO Palestina
Dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum MPDI, K.H. Ayi Abdul Rosyid, mengungkapkan bahwa MPDI telah berkomitmen untuk lebih memperkuat sinergi dengan NGO Palestina seperti KNRP, BSMI, dan Adara. Ia menjelaskan,
“Kita ingin mengkoordinasi anggota MPDI dalam kerjasama yang lebih intens lagi dengan NGO Palestina.”
Ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas penyaluran bantuan dan memperkuat solidaritas antara pesantren dan NGO yang peduli terhadap Palestina.
Meneruskan Peran Pesantren untuk Kemanusiaan Global
Sebagai kesimpulan, HNW mengingatkan bahwa melalui kolaborasi yang semakin erat dengan NGO Palestina, pesantren dapat memberikan dampak positif yang lebih besar, baik untuk Palestina, Indonesia, maupun dunia internasional. Ia menutup pidatonya dengan mengungkapkan,
“Bila semakin terbiasa bersinergi, berkolaborasi, saling percaya, dan saling menguatkan, maka dampaknya akan sangat bagus, baik untuk pesantren dengan para santrinya maupun untuk Indonesia dan Palestina.”
Dengan memperkuat jaringan kemanusiaan ini, pesantren tidak hanya melanjutkan tradisi sejarahnya, tetapi juga membuktikan peranannya sebagai agen perubahan global.
(Anton)