SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menggelar rapat kerja dengan Kementerian Keuangan untuk membahas berbagai isu penting terkait proyeksi APBN 2025 dan kebijakan efisiensi anggaran yang tengah dilaksanakan pemerintah. Salah satu topik yang mengemuka adalah pemangkasan anggaran sebesar Rp306,6 triliun yang dikhawatirkan dapat memberikan dampak negatif terhadap berbagai sektor perekonomian Indonesia.
Pemangkasan Anggaran Rp306 Triliun: Efek Jangka Panjang
Ketua Komite IV DPD, Ahmad Nawardi, mengungkapkan kekhawatirannya terkait pemangkasan anggaran yang cukup agresif. Pemerintah mengalokasikan pengurangan anggaran sebesar Rp256,1 triliun untuk belanja kementerian/lembaga (KL) dan Rp50,5 triliun untuk dana transfer daerah. Meskipun dampaknya belum terlihat, Nawardi memperingatkan bahwa “dampak pemangkasan yang menurut kami sangat agresif ini akan berdampak ke depan, tapi belum kita rasakan untuk saat ini. Semoga tidak berdampak.”
Pemangkasan anggaran sebesar itu tentu berisiko terhadap stabilitas sektor-sektor yang selama ini mendukung pertumbuhan ekonomi, seperti pendidikan, kesehatan, serta bantuan sosial. Komite IV DPD berharap bahwa meskipun ada pemangkasan, pemerintah bisa mengelola anggaran dengan bijak dan memastikan tidak ada penurunan kualitas dalam sektor-sektor kritikal.
Efisiensi Anggaran: Fokus pada Pemulihan Ekonomi
Menteri Keuangan Sri Mulyani juga memberikan penjelasan mengenai prioritas anggaran 2025, yang ditekankan pada efisiensi anggaran. Efisiensi ini tidak hanya untuk mengurangi pengeluaran negara, tetapi juga untuk memastikan bahwa dana yang ada digunakan secara optimal dalam rangka meningkatkan produktivitas ekonomi, mendukung sektor-sektor lokal, dan mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia.
“Kami ingin memastikan setiap dana yang dikeluarkan dapat digunakan secara optimal, baik dalam operasional pemerintah maupun untuk meningkatkan produktivitas di sektor-sektor yang bisa mempercepat pemulihan ekonomi, terutama yang berkaitan dengan ekonomi lokal dan UMKM,” ujar Suahasil Nazara, Wakil Menteri Keuangan, dalam rapat kerja tersebut.
Pemerintah telah mendesain anggaran 2025 sejak tahun sebelumnya dengan tujuan untuk menyesuaikan prioritas anggaran yang akan membawa manfaat langsung bagi masyarakat, terutama dalam mendukung sektor-sektor yang krusial untuk pemulihan ekonomi nasional.
Komitmen Mendengarkan Aspirasi DPD dan Masyarakat
Suahasil juga memberikan apresiasi kepada Komite IV DPD yang terus memberikan perhatian kepada kebijakan ekonomi pemerintah. “Saya atas nama Kementerian Keuangan berterima kasih kepada DPD yang terus memberikan perhatian kepada kami dan komitmen dari Kementerian Keuangan, dari pemerintah untuk terus mendengarkan dan betul-betul mengikuti, mendalami apa yang menjadi aspirasi dari DPD yang merupakan aspirasi dari masyarakat di seluruh Indonesia,” katanya.
Penting bagi pemerintah untuk selalu mendengarkan dan merespons kebutuhan masyarakat yang disuarakan melalui DPD, agar kebijakan yang diambil benar-benar mencerminkan aspirasi rakyat.
Harapan terhadap Anggaran 2025
Dengan rencana efisiensi anggaran yang ketat, pemerintah berharap dapat menjaga keberlanjutan program-program penting tanpa mengorbankan stabilitas ekonomi dan sosial. Anggaran 2025 dirancang untuk fokus pada prioritas pembangunan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan rakyat, khususnya di sektor UMKM dan ekonomi lokal.
Namun, meskipun langkah efisiensi ini dimaksudkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi, tantangan besar tetap ada. Pemangkasan anggaran yang agresif tetap bisa mempengaruhi stabilitas jangka panjang, dan penting untuk memantau dampak dari keputusan-keputusan ini di masa mendatang.
Ayo, Suarakan Pendapatmu!
Tulis di kolom komentar! Let’s discuss! ✨
(Anton)