SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Dalam visi misinya, pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, mencantumkan pengembangan wisata halal. Rencana tersebut tercantum dalam visi misi berjudul Empat Pilar Menyejahterakan Indonesia Adil Makmur bersama Prabowo-Sandi. Dimana visi misi mereka diunggah oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di laman resminya.
Dan menjadikan Indonesia sebagai pusat tujuan wisata halal dunia secara eksplisit masuk dalam bagian Program Aksi Ekonomi poin 19, yakni menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan ekonomi syariah, industri kreatif muslimah, dan tujuan wisata halal dunia. Sekaligus merupakan penjabaran dari bagian Pilar Ekonomi poin ke 7 dari Prabowo-Sandi.
Pada butir tersebut dijelaskan bahwa Prabowo-Sandi bertekad menciptakan sumber-sumber pertumbuhan baru, termasuk pariwisata, ekonomi kreatif, ekonomi digital, startup, industri syariah, dan maritim.
Gagasan visi misi tersebut disambut positif Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Taufan Rahmadi, dengan menegaskan bahwa pariwisata halal dan industri syari’ah tersebut adalah upaya untuk merebut pangsa pasar wisatawan muslim yang ada di dunia.
“Ini akan berdampak positif dan Indonesia perlu merebut segmentasi itu di dunia. Ini dapat menjadi solusi bukan hanya untuk pariwisata saja, namun akan menghadirkan “Efek Domino” yang bermuara pada peningkatan dan perbaikan perekonomian Indonesia,” tegas Tokoh Pariwisata Halal Indonesia ini.
Adapun, Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index 2017 (GMTI 2017), pariwisata global merilis sekitar 121 juta wisatawan muslim internasional pada 2016, sebuah angka yang diproyeksikan tumbuh menjadi 156 juta pada 2020. Dan, pengeluaran perjalanan segmen ini diperkirakan mencapai 300 miliar dolar AS pada 2026.
Karena berdasarkan riset sekaligus penilaian dari Global Muslim Travel Index (GMTI) yang dirilis Mastercard-CrescentRating, Indonesia masuk peringkat kedua sebagai tujuan wisata muslim dunia pada 2018. Posisi ini meningkat dari 2017 yang masih menempati rangking tiga. Sementara pada posisi pertama masih diduduki oleh Malaysia. Malaysia mendapat skor 80,6, Indonesia memiliki kedudukan yang sama dengan United Arab Emirates memiliki skor 72,8. Selanjutnya Turki berada di peringkat empat dengan skor 69,1. Lalu Arab Saudi menyusul pada peringkat lima yang skornya mencapai 68,7
Pasar yang gemuk ini pun turut dipengaruhi oleh pertumbuhan demografi muslim yang diprediksi lebih dari dua kali lebih cepat dari populasi dunia antara 2015 dan 2060. Bahkan beberapa dekade mendatang, populasi dunia diproyeksikan tumbuh 32 persen, dan jumlah umat Islam diperkirakan meningkat 70 persen—dari 1,8 miliar pada 2015 menjadi hampir 3 miliar pada 2026.
Ini jelas peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia jika fokus mengembangkan pariwisata halal. Lantaran ketika para wisatawan muslim datang ke Indonesia, tentunya mereka akan membelanjakan uangnya di Indonesia, dan ini sangat positif bagi perekonomian dalam negeri kita, ungkap Mantan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah NTB Periode 2014-2016 ini.
Seperti diketahui, menurut mantan anggota Tim 10 Percepatan Pembangunan Destinasi Wisata Kemenpar ini, Indonesia di tahun 2015 melalui Lombok pernah meraih dua penghargaan dunia Wisata Halal yaitu “The World Best Halal Destination” dan “The World Best Halal Honeymoon Destination. Inilah modal yang sangat luar biasa, ujar Taufan mengakhiri perbincangan.
(Bgck; foto ist