SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Aristoteles mendefinisikan manusia sebagai mahluk sosial yang dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain. Konsep tentang manusia tersebut tentunya bukanlah sekadar isapan jempol belaka. Hal ini didasari oleh siklus pertumbuhan manusia dimulai ketika dilahirkan sekecil bayi sampai dengan menjadi manusia dewasa. Semua proses tersebut tidak mungkin terjadi tanpa adanya peran dan bantuan manusia lain, seperti orangtua, dokter persalinan, dan lain-lain. Ini semakin menunjukkan eksistensi manusia sebagai makhluk sosial. Begitu pula dalam hal pekerjaan, sebagai contoh di bidang pelayanan informasi kehumasan. Seorang pegawai tidak akan mungkin menyelesaikan semua pekerjaan tersebut sendiri. Lalu bagaimana manusia mengatur pekerjaannya? Kodrat manusia sebagai makhluk sosial lah yang memberikan intuisi agar manusia membentuk tim dalam bekerja.
Selayaknya pisau yang akan tumpul bila tidak diasah. Begitu pula sebuah tim yang tidak terupdate perkembangan zaman, maka tidak akan bisa mencari solusi permasalahan masa kini dan masa mendatang. Globalisasi dunia yang salah satunya disebabkan oleh revolusi industry 4.0 menimbulkan berbagai macam tantangan di bidang pelayanan informasi kehumasan. Data dan informaasi seakan tersaji di hadapan mata tanpa diketahui mana yang valid dan hoax. Tim kerja yang dibentuk di bidang tersebut tidak akan mampu melakukan pekerjaannya tanpa skill yang memadai. Muncullah ide refreshment yang dapat diartikan sebagai program pelatihan yang dilakukan oleh instansi untuk pegawai sebelumnya memiliki nilai kompeten dengan maksud untuk memperbarui keterampilan. Instansi yang baik tentunya memiliki daftar kebutuhan pelatihan yang penting bagi tim yang bertugas di bidang pelayanan informasi dan kehumasan. Pelatihan menggunakan internet, media sosial, dan aplikasi komunikasi ini menjadi penting dikuasai oleh seorang humas. Pelatihan skill kompetensi kehumasan yang lain seperti penulisan press release, arikel, feature atau monitoring dan analisis pemberitaan media menjadi wajib dikuasi tiap anggota tim. Pelatihan yang terkadang terlupakan adalah public speaking. Pelatihan ini adalah termasuk sebagai salah satu skill penting yang harus dimiliki oleh tim humas dalam hal menyampaikan informasi dan kebijakan instansi kepada masyarakat dengan cara yang baik. Dengan menguasai berbagai jenis skill ini tentunya menjadi faktor menguntungkan bagi instansi dikarenakan memiliki tim humas yang fleksibel dan menguasai berbagai skill kompetensi kehumasan.
Berbicara tentang kompetensi kehumasan tentunya sangat penting untuk mengetahui salah satu inti dari kehumasan itu sendiri, yaitu public relation. Menurut Dozier dan Broom (2009) public relation mencakup berbagai wilayah yang khusus seperti hubungan internal yang menitikberatkan pada komunikasi manajemen, hubungan publik yang menitikberatkan pada pengaruh terhadap kebijakan publik melalui aparat pemerintahan dan komunitas, lobbying yang dilakukan oleh pemerintah untuk mempengaruhi legislasi dan regulasi, pembangunan, merupakan usaha nirlaba untuk membangun dan mengelola hubungan antara pendonor dan relawan, hubungan pemodal, hubungan antara perusahaan dan komunitas keuangan, isu-isu manajemen, proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespon berbagai isu kebijakan publik. Karenanya public relation banyak digunakan dalam perusahaan, lembaga swadaya masyarakat, pemerintahan, politik, gerakan sosial, hiburan, organisasi media dan berbagai situasi virtual. Dengan demikian public relation adalah fungsi manajemen yang melibatkan manajemen reputasi, penelitian, hubungan media dan manajemen, hubungan komunitas, tanggung jawab sosial, manajemen krisis dan komunikasi untuk membangun, mengelola, dan mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan dengan publik.
Bila pelatihan kehumasan tersebut kita anggap sebagai alat atau persenjataan lengkap untuk berperang, award atau yang kita kenal sebagai penghargaan menjadi kunci penyemangat bagi tim di bidang pelayanan informasi dan kehumasan agar termotivasi melaksanakan pekerjaannya sesuai target kesuksesan yang ditentukan. Menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki Kebutuhan seorang manusia memiliki kebutuhan akan penghargaan, sama hal nya dengan tim yang berisikan kumpulan manusia. Penghargaan yang disampaikan oleh pimpinan instansi kepada pegawainya akan membuat persepsi terhadap pimpinan tersebut baik di mata pegawainya. Penghargaan yang dimaksud di sini juga dapat berupa hal-hal kecil seperti ucapan salam dan terima kasih antara pimpinan kepada pegawai, ataupun antar sesama pegawai dalam tim. Dengan adanya tradisi saling memberikan penghargaan sesame anggota tim kerja menjadikan suasana kerja kondusif dan lebih hidup.
Penerapan refreshment dan award dalam pengelolaan tim pelayanan informasi publik dan kehumasan akan mendorong sebuah tim mencapai kesuksesannya. Jangan pernah ragu!.
Penulis adalah: Pongki Nangolngolan. H (Pranata Humas Ahli Muda Kementerian Perdagangan RI)