SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Penambangan Timah telah terjadi beratus-ratus tahun lamanya dan telah menjadi tradisi dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat Babel. Timah memang telah membangun kesejahteraan sebagian masyarakat namun ekonomi timah juga sangat tergantung pada fluktuasi harga timah dunia.
Oleh karenanya lewat program pemberian 6 juta bibit lada gratis untuk 1.000 ha lahan lada dan program diversifikasi 10 Ha Kelapa 1 Ekor Sapi, serta pembukaan lahan pertanian baru, Gubernur Erzaldi Rosman ingin mengembalikan kejayaan perkebunan dan pertanian di wilayah Kepulauan Bangka Belitung.
Babel memiliki potensi besar di bidang perkebunan. Sejarah membuktikan bahwa sejak dahulu Babel sebagai daerah penghasil lada dengan kualitas yang diakui secara internasional. Lada pun pernah berjaya mensejahterakan masyarakat Babel. Meski Vietnam kini sebagai negara pengekspor lada terbesar, namun Babel yakin dengan Lada Alami yang mereka miliki mampu bersaing dengan Lada Vietnam. Apalagi perkebunan lada Babel nantinya dikelola dengan cara yang baik dan tepat, maka mengembalikan kejayaan Lada Babel menjadi fokus dari program pembangunan Gubernur Babel, Erzaldi Rosman.
“Babel punya pekerjaan rumah untuk memunculkan alternatif-alternatif pendorong pertumbuhan ekonomi. Jadi selain produk perkebunan yang sudah dikenal seperti lada, karet, dan sawit, Babel memiliki potensi untuk mengembangkan berbagai produk hortikultura unggulan seperti jambu air, buah naga, jambu kristal, jamur, jambu bol, dan berbagai buah dan sayur komersial lainnya yang tentu akan menjadi produk ekonomi andalan jika dikembangkan secara profesional,” ungkap Erzaldi.
Oleh karenanya, dalam rangka mengembalikan lada sebagai produk agrobisnis andalan Bangka Belitung sehingga kejayaan Babel sebagai Provinsi Lada bisa dicapai kembali dibutuhkan adanya Pusat Penelitian dan Pengembangan Rekayasa Lada maupun produk perkebunan lainnya seperti Karet dan Sawit di Provinsi Bangka Belitung, lanjut Erzaldi.
Disamping memberikan pelatihan agrobisnis profesional kepada petani-petani di Bangka Belitung sehingga petani mampu memproduksi produk pertanian (khususnya lada) dengan kualitas unggul. Termasuk memberikan bantuan bibit dan sarana pendukung pengembangan agrobisnis lainnya agar petani memperoleh hasil optimal.
Sementara dari sisi kebaharian Bangka Belitung dengan dua pulau andalan, memiliki potensi bahari yang mengagumkan. Bentang pantai sepanjang 1.200 km dengan 950 pulaunya, tentu banyak pantai yang indah. Selain potensi perikanannya Babel yang menyimpan potensi produk kelautan yang menjanjikan. Dengan kata lain, potensi bahari di Babel dapat dikembangkan baik dari sisi Pariwisata ataupun pengembangan produksi produk kelautan yang memiliki daya saing.
“Pariwisata membutuhkan konektivitas baik secara komunikasi maupun infrastruktur seperti Jalan, Jembatan, Pelabuhan, Terminal Angkutan Darat, dan Bandara. Oleh karena itu, fasilitas infrastruktur di Babel, baik yang belum terbangun atau yang rusak harus segera dibangun oleh Provinsi. Hadirnya dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata menjadi bukti keseriusan pengembangan pariwisata di Babel,” tegas Erzaldi Rosman.
Artinya, brand sebuah tempat wisata di Babel perlu dipertimbangkan untuk diperkuat dengan menghadirkan kemasan yang lebih otentik dan historik. Apalagi masyarakat Babel dikenal sebagai masyarakat yang religius khas melayu. Harmonisasi, kerukunan dan pola hidup gotong royong sangat terasa di masyarakat Babel. Kearifan Lokal ini perlu terus dijaga melalui kegiatan pemerintah yang dilaksanakan secara rutin maupun prakarsa swasta atau masyarakat dalam rangka membangkitkan potensi SDM Babel.
Menjadikan Bangka Belitung sebagai destinasi pariwisata bertaraf internasional melalui event-event seni budaya atau olahraga bernuansa bahari level nasional atau internasional seperti, Festival Budaya Melayu, Festival Kuliner Bangka-Belitung, Karnaval Budaya Serumpun Sebalai, Triathlon, Maraton, dan sebagainya.
Erzaldi pun memandang pentingnya rebranding pantai-pantai di Babel melalui desain PR yang menarik seperti cerita atau sejarah keunggulan pantai tersebut dibanding lainnya. Selain memberikan insentif kepada investor pariwisata, juga menjadi titik perhatian untuk membangun bisnis pariwisata di Bangka Belitung melalui pembangunan infrastruktur (jalan, listrik, air, internet, dan lain lain) secara memadai demi pengembangan Waterfront City Concept.
Disamping membangun pelabuhan Batu Beriga dan jembatan penghubung antara Bangka-Belitung untuk menyeimbangkan sektor pariwisata kedua daerah. Pembangunan Mesjid Terapung sebagai ikon baru Babel sekaligus implementasi masyarakat melayu religius dan pengembangan sektor wisata unggulan lainnya.
Membangun Museum GMT di Bangka dan Belitung untuk mendokumentasikan peristiwa alam tersebut secara lengkap sekaligus menguatkan brand babel sebagai tempat GMT paling bersejarah. Dan tentunya meningkatkan status bandara Depati Amir (Bangka Tengah) dan HAS Hanandjoedin (Belitung) sebagai bandara udara internasional dalam rangka mendukung Provinsi Babel sebagai destinasi pariwisata level internasional.
Selain tentunya menarik praktisi pendidikan kepariwisataan untuk membangun Sekolah Tinggi Pariwisata di Babel dalam rangka memenuhi kebutuhan SDM atau entepreneur bidang pariwisata di Babel, menjadi sangat penting untuk dipersiapkan.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) memang tengah terus berbenah diri menjadikan pariwisata sebagai ujung tombak kemajuan membangun Babel yang selama ini menggantungkan kemajuannya pada industri Timah. Selain pariwisata, sektor pertanian dan perikanan juga menjadi titik perhatian pembangunan oleh Gubernur Erzaldi Rosman.
(tjo; foto dok