SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Bangka Belitung meski bukan menjadi satu dari 10 destinasi pariwisata Indonesia yang dicanangkan pemerintah, terus mencuri perhatian dunia pariwisata internasional lantaran geliat pariwisata yang terus dibangun Gubernur Erzaldi Rosman semakin menunjukkan hasilnya dalam membangkitkan pariwisata dibumi ranah melayu Indonesia.
Sejumlah strategi pembangunan pariwisata terus disinergikan, mulai dari dibangunnya Golden Gate Bangka Belitung dengan teknologi buka tutup yang dipercantik dengan lampu LED dan sejumlah CCTV, penataan kuliner dan play ground terbesar di Indonesia di pesisir Golden Gate tersebut, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang (dan juga KEK Tanjung Gunung, red) dibawah konsorsium Belitung Maritime yang sukses menggandeng Sheraton, Sofitel dan China Harbour (dengan nilai investasi Rp 14.1 Triliun, erd), perluasan Terminal Bandara Depati Amir Pangkal Pinang, pembangunan dermaga untuk bersandarnya kapal-kapal pesiar, serta sejumlah infrastruktur pariwisata lainnya seperti SMK maupun semacam BPLP Pariwisata untuk menyiapkan SDM Pariwisata Babel nantinya.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) memang tengah terus berbenah diri menjadikan pariwisata sebagai ujung tombak kemajuan membangun Babel yang selama ini menggantungkan kemajuannya pada industri Timah. Seperti diketahui selain pariwisata, sektor pertanian dan perikanan juga menjadi titik perhatian pembangunan oleh Gubernur Erzaldi Rosman.
Tak heran bila Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan meresmikan sejumlah infrastruktur di Bangka Belitung di penghujung Desember 2017 nanti, diantaranya Jembatan Emas atau Golden Gate, ikon pariwisata baru Babel itu. Disamping Terminal Bandara Depati Amir Pangkalpinang, PLTG Air Anyir Kabupaten Bangka, Logistik Berikat, juga Pintu Air PICE di Kabupaten Belitung dan Bandara HAS. Hanandjoedin menjadi bandara internasional.
“Kita ingin pariwisata di Babel lebih maju dan berkembang yang lebih baik. Sekaligus mempercepat pemerataan pembangunan, serta kesejahteraan masyarakat, dan tentunya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bangka Belitung,” ungkap Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, sesaat sebelum bertolak ke Yogyakarta.
Jembatan Emas senilai Rp 400 miliar lebih ini, memiliki sistem buka tutup atau bascule ini dalam pengerjaannya memakai konsultan ahli dari Inggris dan merupakan satu-satunya jembatan yang berteknologi bascule di regional Sumatera. Jembatan ini nantinya dapat membuka akses pariwisata daerah karena wisatawan yang melintasi jembatan dapat melihat langsung suasana dan keindahan Pantai Air Anyir, Pasir Padi yang terletak di Kotamadya Pangkalpinang, PLTU Air Anyir di Kabupaten Bangka dan rumah sakit Pusat Malaria. Selain dapat menghidupkan daerah-daerah yang dilintasi wisatawan di Bangka Belitung.
Golden Gate Eko Maulana Ali Soeharso, demikian nantinya Jembatan Emas ini dinamai, tak hanya menawarkan kemegahan konstruksinya namun juga dihiasi lampu-lampu LED yang dikala malam hari, menjadi spot terbaik fotografi bagi wisatawan untuk mengabadikannya.
“Dengan pembangunan konekvitas pariwisata ini, masyarakat Bangka Belitung harus mampu proaktif, inovatif dan konstruktif membangun daya saingnya yang kuat dan berkelanjutan,” lanjut Gubernur Erzaldi lagi.
Pariwisata Babel yang aman, nyaman, terkoneksi serta terintegrasi dengan baik menjadi ujung tombak hadirnya para wisatawan lokal dan mancanegara ke Kepulauan Bangka Belitung. Sehingga tidak ada alasan lagi wisatawan dari Singapura untuk dapat menyusuri Kalimantan dan Bali sebelum singgah sehari menikmati keindahan alam di Bangka Belitung, dalam satu tiket perjalanannya. Dan tidak ada alasan pula wisatawan lokal dari Bandung, Medan, Batu maupun Bali untuk singgah melepas kepenatannya untuk menjelajahi Pura Budha Tri Agung dimana Dewa seluruh dunia ada disana, dan menikmati pantai serta kuliner khas Bangka Belitung, tambah Erzaldi seraya menutup perbincangannya.
(tjo ; foto ist