SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Sepintas tak ada yang istimewa jika melihat sosok kurusnya yang hitam dengan rambut yang dibiarkannya tak rapih. Namun setelah sedikit mendalami karya-karyanya yang dipamerkan dalam Adi Wastra Nusantara 2018 kali ini, maka kita akan turut menyelami filosofi kehidupan dari karya-karyanya tersebut. Mungkin dari sepenggalah perjalanan, baru dari sosok anak muda ini yang menyita energi untuk mengetahui bagaimana begitu kayanya kain-kain nusantara milik nenek moyang bangsa kita.
Dari A. Nuhasim Hamada kain-kain nusantara menjelma tak hanya untuk menjadi sesuatu yang layak dipakai. Tapi lebih daripada itu, bagaimana kita memperlakukan kain-kain terbaik nusantara lengkap dengan pemahaman tehnik pembuatannya, filosofi dibalik motif – motifnya sekaligus corak dari warna-warnanya. Itulah ‘values’ yang diberikannya dari setiap karya yang dihasilkannya.
Tak heran bila sang Akuntan ini lebih memilih menempatkan dirinya sebagai pengerajin kain. Lantaran baginya, pengerajin merupakan sosok yang tidak saja bisa memproduksi benang menjelma menjadi kain yang indah. Tapi dia juga harus memahami benar proses demi proses menjadi sebuah kain terbaik yang diciptakannya. Dan hingga bagaimana kain-kain itu diperlakukannya. Jadi ada rasa karsa yang begitu besar dan tinggi dari proses diciptakannya.
Ekspektasi dari karya kain yang diciptakan Hasyim Hamada selalu memiliki energi berbeda. Energi karsa dari eksplorasi perjalanannya mendalami, mempelajari dan juga dalam pembuatannya. Sama seperti dirinya memaknai hidupnya di tepian Ubud, Bali yang tenang serta damai bersama hamparan padi, kicauan burung serta gemericik aliran sungai.
(tjo; foto lin