SUARAINDONEWS.COM, Jakarta — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) terus memperkuat transformasi digital melalui pengurangan jumlah kantor cabang dan pengalihan layanan perbankan ke jaringan Agen BRILink. Sejak 2020, BRI telah menutup sekitar 1.436 kantor pelayanannya. Data terbaru per September 2024 menunjukkan bahwa jumlah kantor BRI kini hanya tersisa 7.594, turun dari 9.030 kantor pada 2020.
Strategi BRIvolution 2.0 dan Tujuan Inklusi Keuangan
Direktur Utama BRI, Sunarso, menjelaskan bahwa pengurangan kantor cabang ini merupakan bagian dari strategi “BRIvolution 2.0” yang berfokus pada inklusi keuangan. “Kami ingin BRI menjadi ‘the most valuable banking group in Southeast Asia and champion of financial inclusion.’ Dengan agen BRILink, BRI memastikan ekonomi berbagi serta pertumbuhan ekonomi inklusif dengan mengajak partisipasi masyarakat,” ujar Sunarso dalam program Money Talks Power Lunch di CNBC Indonesia, Selasa (5/11/2024).
Sunarso juga menekankan bahwa keberadaan agen BRILink di warung-warung dan toko kelontong telah menghadirkan solusi layanan keuangan yang lebih dekat dan personal, terutama bagi masyarakat yang belum sepenuhnya terbiasa dengan layanan digital. “Bahkan, banyak masyarakat yang masih enggan datang ke bank atau menggunakan layanan digital dan lebih nyaman dengan layanan fisik yang dekat dengan rumah mereka,” tambahnya.
Pertumbuhan Pesat Jaringan Agen BRILink
Sejak pertama kali diluncurkan pada 2015 dengan hanya 75.000 agen, jaringan agen BRILink telah tumbuh signifikan hingga mencapai 1.022.000 agen di seluruh Indonesia pada 2024. Agen-agen ini bertindak layaknya kantor cabang mini, menawarkan layanan perbankan yang lengkap mulai dari penarikan, setoran, hingga transfer.
Sunarso menyebutkan bahwa kehadiran agen BRILink merupakan upaya BRI untuk menjangkau masyarakat di wilayah-wilayah yang tidak terjangkau layanan perbankan formal, dengan biaya yang lebih murah. “Dengan jaringan agen ini, BRI bisa melayani lebih dalam dan luas,” katanya.
Volume Transaksi dan Potensi Bisnis Agen BRILink
Transaksi melalui agen BRILink menunjukkan angka yang impresif. Selama 2023, volume transaksi mencapai Rp1.427 triliun, sementara di tahun 2024, hingga September, transaksi sudah mencatat Rp1.170 triliun. Sunarso juga mengungkapkan bahwa BRI memperoleh fee sebesar Rp1,5 triliun dari agen BRILink pada tahun lalu, sementara agen BRILink memperoleh pendapatan sekitar dua kali lipat dari angka tersebut, atau sekitar Rp2,5 hingga Rp3 triliun.
“BRI melihat bahwa masyarakat Indonesia masih membutuhkan layanan fisik, terutama di wilayah-wilayah yang belum tersentuh layanan perbankan formal. Volume transaksi melalui agen BRILink sangat besar dan menjadi bukti bahwa masyarakat sangat antusias menggunakan layanan ini,” ujar Sunarso.
Kesimpulan
Dengan pendekatan melalui agen BRILink, BRI berupaya menjangkau lebih banyak masyarakat sekaligus mendukung inklusi keuangan. Kebijakan pengurangan kantor cabang ini merupakan langkah strategis BRI dalam menghadapi perubahan perilaku nasabah dan mendorong transformasi digital tanpa meninggalkan aspek inklusi dan kehadiran fisik yang masih dibutuhkan masyarakat.
(ANTON)