SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Bambang Soesatyo alias Bamsoet, Ketua MPR RI/Dosen Pascasarjana Universitas Borobudur, Universitas Trisakti, Universitas Jayabaya, dan Universitas Pertahanan RI (UNHAN) berdasarkan catatan tertulisnya, yang diterima SuaraIndoNews pada Rabu (7/8/2024) Bahwa kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia perlu mengalami penyesuaian dan peningkatan yang signifikan. Penyesuaian ini bukan hanya karena perkembangan teknologi, tetapi juga sebagai pilihan tak terhindarkan dalam momentum transformasi ekonomi nasional.
Ketika aktivitas dan mekanisme produksi memasuki era Industri 4.0 dengan dukungan artificial intelligence (AI), tuntutan peningkatan kompetensi SDM atau angkatan kerja menjadi keniscayaan. Hal ini berlaku di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Urgensi peningkatan kompetensi ini menjadi semakin nyata karena relevansinya dengan transformasi ekonomi nasional yang diharapkan membawa dampak positif bagi generasi muda yang akan memasuki dunia kerja.
Komitmen Transformasi Ekonomi
Presiden terpilih Prabowo Subianto telah menegaskan komitmennya untuk mewujudkan transformasi ekonomi. Dalam tulisannya di Newsweek, Juni 2024, berjudul “The Road Ahead for Indonesia – One of the Fastest Growing Economies in Asia”, Prabowo menekankan pentingnya hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Hal ini juga disampaikan di Qatar Economic Forum di Doha. “Hilirisasi industri wajib dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri,” ujarnya.
Peran Generasi Muda
Visi Prabowo untuk transformasi ekonomi harus dipahami sebagai jawaban terhadap perubahan zaman. Proses transformasi ekonomi yang dimulai sekarang akan menjadi warisan bagi generasi milenial, Gen-Z, dan generasi Alpha. Pada waktunya nanti, para ahli yang ditunjuk Prabowo diharapkan semakin intensif menyosialisasikan tema transformasi ekonomi ini untuk membangkitkan kepedulian generasi muda.
Hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA)
Transformasi ekonomi nasional ini dilakukan dengan hilirisasi berbagai sumber daya alam (SDA) negara. Prabowo bertekad memperluas kebijakan hilirisasi hingga mencakup 12 komoditas. Semua elemen bangsa diharapkan mendukung agenda transformasi ini. Hal ini menuntut perubahan pola pikir pada aspek tata kelola SDA dan membutuhkan SDM lokal yang kompeten untuk kerja pemrosesan, produksi, dan rekayasa material.
Tantangan dan Strategi
Tantangan utama dalam hilirisasi SDA adalah ketergantungan pada barang modal yang mahal dan harus diimpor. Oleh karena itu, eskalasi kegiatan penelitian dan pengembangan (Litbang) di dalam negeri sangat diperlukan untuk memproduksi barang modal serta meningkatkan dan memperluas nilai tambah setiap komoditas SDA.
Peran Institusi Pendidikan dan Riset
Perhatian terhadap urgensi meningkatkan kompetensi SDM Indonesia harus menjadi prioritas. Pemerintah dan para ilmuwan hendaknya lebih komunikatif dan memberikan ruang lebih leluasa bagi periset dan inovator. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diharapkan tampil dengan ide dan temuan-temuan baru yang relevan untuk optimalisasi proses produksi yang ramah lingkungan, pengelolaan limbah, mutu produk, hingga strategi meningkatkan partisipasi masyarakat lokal.
Koordinasi Lintas Institusi
Ego sektoral harus dihilangkan karena hilirisasi SDA menuntut koordinasi lintas institusi yang efektif, termasuk koordinasi pusat-daerah. Presiden dan kabinetnya harus menekankan pentingnya aspek ini agar tidak ada institusi yang mengambil peran minimalis, terutama berkait dengan peningkatan kompetensi SDM. Sektor pendidikan nasional juga harus segera merespons dengan mengidentifikasi keahlian yang dibutuhkan dan menyesuaikan kurikulum demi menghasilkan generasi muda yang berkeahlian sesuai kebutuhan.
Manfaat Hilirisasi SDA
Hilirisasi SDA harus dilaksanakan dengan konsisten untuk mendorong sektor industri Indonesia mengolah ragam komoditas SDA menjadi produk akhir bernilai tambah tinggi dan kompetitif di pasar global. Hilirisasi SDA juga akan membuka banyak lapangan pekerjaan, dengan proses pengadaan bahan baku yang kemudian diolah menjadi barang jadi.
Potensi Komoditas SDA
Perubahan zaman memberikan momentum yang menguntungkan bagi Indonesia karena sejumlah komoditas SDA sangat dibutuhkan pasar global. Indonesia bertekad tidak lagi menjual bahan mentah, melainkan mengolahnya untuk memperbesar nilai tambah. Kepemimpinan Prabowo Subianto diyakini mampu mewujudkan transformasi ekonomi nasional demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Tetap pantau SUARAINDONEWS.COM untuk informasi lebih lanjut.
EK | Foto: Humas MPR RI