SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Jawa Barat lagi heboh, nih! Gubernur Dedi Mulyadi punya cara unik buat ngasih pendidikan karakter ke anak-anak sekolah—yaitu dengan masukin mereka ke barak militer TNI. Yup, kamu gak salah baca, beneran barak militer, bukan barak-warung atau barak nasi uduk!
Program yang dinamai Pendidikan Karakter Panca Waluya ini bikin anak-anak sekolah ikut pelatihan ala tentara, lengkap dengan yel-yel, disiplin, dan sedikit suasana ‘tempur’ tapi tentu saja tanpa peluru. Ratusan anak sudah ikut angkatan pertama dan baru saja selesai latihan di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Kak Seto Bilang: “Ini Bagus, Ayo Daerah Lain Jangan Malu-malu!”
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Kak Seto, yang ikutan nonton acara pelepasan peserta di Gedung Sate pada Hari Kebangkitan Nasional, langsung kasih apresiasi.
“Sangat bagus dan mari kita tanya kepada anak. Salah satu hak anak, didengar pendapatnya. Kalau ini baik untuk mereka, silakan,” ujar Kak Seto.
Ia juga bilang, meskipun dikritik oleh beberapa pihak karena dianggap seperti “militerisme”, sebenarnya program ini juga mengandung unsur bermain dan edukasi yang positif.
“Anak-anak ada yang sampai sujud pada ibunya, ini prestasi, lho,” katanya sambil tersenyum.
Program ‘Barak Militer’ Ini:
- Lokasi: Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Lembang
- Peserta: Ratusan pelajar dari berbagai sekolah di Jawa Barat
- Durasi: Beberapa minggu dengan berbagai kegiatan disiplin dan pembinaan karakter
- Kegiatan: Pelatihan fisik, yel-yel, belajar disiplin, hormat pada guru dan orangtua, serta sesi bermain yang edukatif
- Tujuan: Membangun karakter mandiri, disiplin, hormat, dan cinta tanah air
Positif:
- Anak-anak jadi belajar disiplin dan tanggung jawab dengan cara yang menyenangkan.
- Ada nilai hormat terhadap guru dan orangtua yang ditegaskan, bukan sekadar latihan fisik.
- Metode ini meningkatkan kedekatan anak dengan orang tua, terbukti dengan adegan sujud hormat pada ibu.
- Program ini mendapatkan dukungan dari banyak siswa dan orang tua, menunjukkan efektivitasnya.
- Bisa jadi solusi kreatif untuk pendidikan karakter yang selama ini kurang terasa “nendang”.
Kritik:
- Ada kekhawatiran program ini terlalu militeristik, sehingga bisa membentuk anak jadi kaku dan stres.
- Beberapa pihak, termasuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), memberi catatan agar program tak sampai menimbulkan pemaksaan atau kekerasan.
- Tidak semua anak atau orang tua siap dengan metode ini, bisa jadi malah bikin takut anak yang sensitif.
- Tantangan lain, apakah program ini bisa diterapkan secara merata di daerah lain yang mungkin punya kondisi berbeda?
Jadi, Barak Militer untuk Anak-anak: Seru atau Serem?
Kalau kamu tanya anak-anak yang ikut, sebagian besar bilang: “Seru banget, kayak main tapi juga belajar!”. Mereka bahkan punya yel-yel keren yang bikin siap perang sama malas. Kalau anak sudah bilang gitu, siapa kita yang protes?
Tapi ya, program ini juga harus hati-hati agar tidak jadi ajang “titanic” buat mental anak—soalnya pendidikan karakter bukan berarti harus bikin anak kayak tentara beneran yang tegang dan stress. Harus ada balance antara disiplin dan kebahagiaan.
Pesan Kak Seto Buat Daerah Lain:
“Kalau memang ini positif dan anak-anak setuju, jangan segan-segan buat dicoba di daerah kalian. Pendidikan karakter penting, dan kalau cara ini berhasil, kenapa tidak?”
Jadi, apakah kamu siap kalau anakmu dikirim ke barak militer ala Dedi Mulyadi? Atau kamu malah pengen ikut latihan juga biar makin disiplin?
Kalau kamu tanya saya, paling enak sih… belajar disiplin sambil main yel-yel di barak, sambil dibikinin kopi sama Kak Seto, gimana?
(Anton)