SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Para aktivis 98 berkumpul dalam acara Sarasehan Aktivis Lintas Generasi bertajuk “Dari Demokrasi Politik Menuju Transformasi Demokrasi Ekonomi” di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Rabu (21/5). Acara ini menjadi momen refleksi sekaligus ajang diskusi lintas generasi dalam memperingati 27 tahun Reformasi 1998.
Nama-nama besar hadir, seperti pengamat politik Rocky Gerung, politikus PDIP Masinton Pasaribu, dan sejumlah aktivis 98 yang kini duduk di pemerintahan, seperti:
- Mugiyanto (Wamenkumham)
- Agus Jabo Priyono (Wamensos)
- Immanuel Ebenezer (Wamenaker)
- Faisol Riza (Wamenperin)
- Muhammad Qodari (Wakil Kepala Staf Kepresidenan)
Nama-nama lain yang tampak hadir di antaranya: Habiburokhman, Riza Patria, Rusly Haris Moti, Syahganda Nainggolan, Hariman Siregar, dan Gubernur NTT Melki Laka Lena. Sedangkan tamu undangan seperti Ketua DPR Puan Maharani dan Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad disebut tidak bisa hadir.
Misi Demokrasi Ekonomi
Koordinator acara, Rusly Haris Moti, menyebut sarasehan ini bukan sekadar nostalgia, tetapi bagian dari upaya melanjutkan perjuangan reformasi menuju demokrasi yang lebih substansial.
“Kami ingin demokrasi kita memberikan kebebasan akses terhadap sumber kekayaan negara agar bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia,” tegas Rusly.
Pandangan serupa disampaikan oleh sosiolog Robertus Robet, yang menekankan pentingnya dimensi lingkungan dalam demokrasi ekonomi.
“Keberpihakan pada ekologi adalah hal penting dalam transformasi demokrasi. Kalau ini tidak tercapai, tentu semua upaya ini nihil,” ujar Robet.
Harapan Kolaborasi Politik
Tokoh aktivis 70-an, Hariman Siregar, menyampaikan harapannya agar dua partai besar, PDIP dan Gerindra, bersatu untuk kemajuan bangsa.
“Kalau PDIP dan Gerindra bersatu, ini Indonesia yang lebih baik,” ucap Hariman.
Ia juga menyebut ketidakhadiran Puan Maharani dan Dasco Ahmad dalam acara ini sebagai “tanda-tanda” persatuan dua kekuatan politik tersebut.
Prabowo, Demokrat Ekonomi?
Dalam forum yang sama, Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari menyebut Presiden Prabowo Subianto sebagai simbol perubahan menuju demokrasi ekonomi.
“2025 presidennya Prabowo Subianto. Siapa Prabowo? Mantan menantu presiden ke-2 RI, Soeharto. Tapi dia adalah aktor politik yang menempuh jalan demokrasi,” kata Qodari.
Ia memuji perjalanan panjang Prabowo dalam demokrasi, dari mendirikan Gerindra hingga akhirnya terpilih sebagai presiden pada Pemilu 2024.
“Kalau bukan seorang Demokrat, beliau tidak akan menempuh jalan sulit demokrasi,” tegasnya.
Diskusi Penuh Gagasan
Acara juga diisi dengan diskusi publik yang menghadirkan beragam narasumber dari berbagai latar belakang, seperti:
- Rocky Gerung (pengamat)
- Syahganda Nainggolan (aktivis)
- Robertus Robet (sosiolog)
- Masinton Pasaribu (politikus)
- Feri Amsari (pakar hukum)
- Ester Indahyani (pemerhati HAM)
- Wahab Talaohu (eks Komisaris)
- Salamuddin Daeng (aktivis ekonomi)
Diskusi ini menjadi forum bertemunya gagasan-gagasan besar dari masa lalu, kini, dan masa depan Indonesia.
Sarasehan Aktivis Lintas Generasi ini bukan hanya peringatan sejarah, tetapi juga peneguhan komitmen terhadap cita-cita Reformasi. Dari demokrasi politik menuju demokrasi ekonomi—jalan masih panjang, tapi harapan tetap menyala.
Jika kamu ingin tahu bagaimana masa depan bangsa bisa dibentuk oleh semangat masa lalu, peristiwa ini bisa jadi titik inspirasi.
(Anton)