SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Setelah lebih dari dua dekade mengorbit Bumi, Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) akhirnya akan “pensiun”. Pada tahun 2030, mahakarya kolaborasi Amerika Serikat, Rusia, Jepang, Kanada, dan Eropa itu akan dideorbit dan diarahkan jatuh ke Samudra Pasifik.
Bagi komunitas antariksa, perpisahan ini terasa emosional. John M. Horack, profesor teknik dirgantara Ohio State University yang pernah terlibat langsung dalam pembangunan perangkat ISS, menyebut akhir ISS sebagai “momen menyedihkan”.
“Sebagai anggota komunitas NASA selama 17 tahun, akan sulit bagi saya melihat ISS berakhir,” kata Horack, dikutip dari Science Alert.
Warisan Ilmiah ISS
Sejak pertama kali diluncurkan tahun 1998, ISS telah menjadi “laboratorium luar angkasa” dengan lebih dari 4.000 eksperimen dan menghasilkan 4.400 publikasi ilmiah. Penelitian di ISS melahirkan terobosan penting, seperti:
- Proses kristalisasi obat kanker,
- Cara menumbuhkan retina buatan di luar angkasa,
- Eksperimen serat optik ultramurni,
- Pengurutan DNA di orbit,
- Hingga pemahaman baru soal badai petir di Bumi.
“ISS membuktikan betapa berharganya riset di lingkungan gravitasi sangat rendah, ruang hampa, dan radiasi ekstrem,” jelas Horack.
Apa yang Terjadi Setelah ISS?
Pensiunnya ISS bukan berarti manusia meninggalkan orbit Bumi. NASA dan mitra internasional kini menyiapkan stasiun luar angkasa komersial yang akan beroperasi di orbit rendah Bumi.
- Pada Desember 2021, NASA menggelontorkan dana lebih dari USD 400 juta untuk mendukung pengembangan stasiun luar angkasa swasta.
- September 2025, NASA menerbitkan draft proposal fase kedua: perusahaan yang lolos akan mendemonstrasikan stasiun berawak empat orang di orbit selama 30 hari.
- Jika berhasil, NASA akan membeli layanan dari stasiun komersial itu, mirip dengan pola kerja sama SpaceX dan Boeing dalam mengirim kargo dan astronaut ke ISS.
Namun, belum jelas siapa yang akan jadi “pemenang” dan kapan stasiun-stasiun baru itu resmi mengorbit.
Tiangong Ambil Alih?
Selagi ISS bersiap pensiun, China bergerak cepat lewat stasiun luar angkasa Tiangong. Fasilitas berawak permanen ini sudah beroperasi sejak 2021 dan mampu menampung tiga astronaut dalam orbit setinggi 402 km dari permukaan Bumi.
Jika ISS resmi berakhir 2030, maka Tiangong berpotensi jadi stasiun luar angkasa berawak terlama yang masih aktif.
Nikmati Pemandangan Terakhir ISS
Bagi masyarakat, masih ada kesempatan untuk “mengucapkan selamat tinggal” pada ISS. Hampir setiap malam, ISS bisa terlihat dari Bumi sebagai titik cahaya biru-putih yang melengkung indah di langit malam.
“Nenek moyang kita mungkin tak pernah membayangkan bahwa salah satu objek paling terang di langit malam adalah hasil karya manusia,” ujar Horack.
Tahun 2030, babak sejarah ISS akan berakhir. Tapi era baru segera dimulai: dari stasiun luar angkasa komersial hingga dominasi China dengan Tiangong. Langit malam tak akan lagi sama.
(Anton)