SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Aplikasi on-demand terbesar Indonesia GO-JEK berkolaborasi dengan Badan Ekonomi Kreatif dan In-Docs menciptakan skema pendanaan untuk film dokumenter yang pertama di Indonesia melalui kegiatan Docs By The Sea. Docs By The Sea merupakan forum global yang menghubungkan para pembuat film dokumenter Indonesia dan Asia Tenggara dengan industri dan investor film dokumenter internasional.
Docs By The Sea tahun ini merupakan tahun kedua yang akan diselenggarakan di Hotel The Patra Kuta, Bali dari tanggal 2 s.d 9 Agustus 2018. Pada edisi perdananya di tahun 2017, Docs By The Sea telah berhasil
memfasilitasi empat co-produksi internasional, empat produksi televisi internasional, serta terpilihnya enam dokumenter Indonesia dan Asia Tenggara ke forum-forum dokumenter bergengsi dunia.
Seperti film “Pesantren” tentang kehidupan anak-anak muda di sebuah pesantren di Cirebon dipresentasikan di Docs By The Sea 2017. Proyek ini meninggalkan kesan yang mendalam pada Isabel Arrate, Direktur IDFA Bertha Fund yang kemudian merekomendasikan proyek ini untuk dipresentasikan di IDFA Forum di Amsterdam, dan mendapatkan pre-sale dari Al-Jazeera.
Atau Film “Audio Perpetua” tentang sekelompok tuna netra di Manila yang bekerja sebagai penulis transkrip rekaman suara juga sukses mendapatkan seorang co-produser dari Finlandia yang akhirnya mendatangkan pendanaan untuk film ini.
Penggalangan dana untuk dokumenter merupakan perjalanan yang amat panjang dan berliku karena hampir tidak adanya pendanaan dari negara dan televisi nasional. Docs By The Sea menjadi oasis yang amat dibutuhkan oleh para pembuat film di mana mereka bisa mekakses masukan dan dukungan dari komunitas internasional yang memiliki infrastruktur pendanaan dan distribusi yang lebih mapan.
Dan tahun ini, Docs By The Sea akan memfasilitasi bentuk pendanaan baru untuk film dokumenter, yang tidak pernah ada sebelumnya. Perusahaan on-demand berbasis aplikasi terbesar Indonesia, GO-JEK berkolaborasi dengan Badan Ekonomi Kreatif dan In-Docs akan menciptakan sebuah skema pendanaan untuk film dokumenter yang pertama di Indonesia, yang diberi nama Docs By The Sea Co-Production Fund.
Docs By The Sea Co-Production Fund bertujuan untuk mendorong terciptanya film-film dokumenter berkualitas melalui program mentorship, skema distribusi, dan pendanaan. Di tahun ini dua puluh proyek dokumenter Indonesia akan berkompetisi untuk mendapatkan Docs By The Sea Co-Production Fund, yang proses seleksinya akan berlangsung di Bali, tanggal 7 – 9 Agustus 2018.
Sementara GO-JEK terus berinovasi untuk berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia, termasuk mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif tanah air, dalam hal ini industri perfilman, yang memiliki nilai tambah serta daya saing di dunia internasional, melalui inisiatif barunya GO-STUDIO.
“Melalui GO-STUDIO, kami mendukung komunitas kreatif Indonesia untuk menggarap karya-karya yang berkualitas, sekaligus memberikan kesempatan kepada mereka terhadap akses audience yang lebih luas. Sejalan dengan semangat pemerintah Indonesia khususnya Bekraf dalam memperkuat ekonomi kreatif khususnya sub sektor perfilman di Indonesia, “jelas Nila Marita, Chief Corporate Affairs GO-JEK.
Kolaborasi ini diharapkan akan dapat memberi kesempatan kepada para pelaku industri film Indonesia agar karya-karyanya dapat dinikmati tidak hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia, tambahnya.
Docs By The Sea 2018, terdapat 31 proyek film dokumenter dari Asia Tenggara dan dari Australia akan mengikuti program inkubasi selama empat-hari yang dilanjutkan dengan pitching forum serta kegiatan-kegiatan industri lainnya selama tiga hari.
31 film yang telah terseleksi tersebut akan dipresentasikan kepada 35 lembaga donor, jaringan televisi, distributor, dan platform-platform dunia yang membutuhkan film dokumenter. Di antara insitusi internasional yang telah
mengkonfirmasi kedatangannya adalah Tribeca Film Institute (Amerika), Guardian (Inggris), Al-Jazeera (Qatar), SBS (Australia), Ideosource (Indonesia), POV (Amerika), Visions du Reél (Swiss), Dok Leipzig (Jerman), Asian Network for Documentary (Korea Selatan), NHK (Jepang), dan Channel News Asia (Singapura) dan banyak lagi.
“Strategi kami adalah membangun kemitraan strategis dengan ahli-ahli industri dan institusi internasional yang memiliki tekad dan visi yang sama dalam mendukung cerita-cerita terbaik yang mewakili perspektif yang beragam untuk membuka wawasan dan menginspirasi masyarakat,” kata Amelia Hapsari, Direktur Program In-Docs, yang merupakan penyelenggara Docs By The Sea bersama tim Bekraf.
Docs By The Sea diperkuat dengan adanya kemitraan strategis dari seluruh penjuru dunia. Bersama dengan Tribeca Film Institute dari Amerika Serikat, Docs By The Sea juga menjadi tuan rumah program IF/Then untuk mendukung film dokumenter pendek. Program ini akan memberi pendanaan dan dukungan distribusi untuk empat film pemenang.
“Fakta bahwa Asia Tenggara adalah satu dari dua kawasan di luar Amerika di mana IF/Then beroperasi merupakan bukti akan kebutuhan kolektif akan program ini dan kapasitas untuk bercerita dengan semakin meyakinkan (di kawasan ini),” kata Mridu, Direktur Program IF/Then dari Tribeca Film Institute.
Sedangkan Al-Jazeera juga akan menyeleksi seorang pemenang yang filmnya akan diproduksi oleh jaringan berita raksasa ini. Begitu juga kolaborasi dengan IDFA dari Belanda akan memilih satu project untuk menghadiri IDFAcademy yang bergengsi dan menjadi pengamat di IDFA Forum. Atau Dok Leipzig dari Jerman yang akan mengundang satu proyek dari Docs By The Sea untuk menghadiri market co-production-nya. Bahkan Current TV dari Republik Ceko akan memberi hibah sebesar USD 3.000 untuk presentasi terbaik.
Disamping itu, berkat dukungan Kedutaan Australia, forum dokumenter utama Australia AIDC akan memilih satu proyek Indonesia untuk dipresentasikan di Melbourne pada tahun depan. Sebagai timbal balik, satu proyek Australia juga dapat berpartisipasi di Docs By The Sea. Adapun Platform dokumenter Korea Selatan Docs Port Incheon juga akan memilih dokumenter-dokumenter terbaik Asia Tenggara untuk dibawa ke Korea. Atau British Council Indonesia yang
juga telah membantu dibangunnya hubungan antara Docs By The Sea dengan festival bergengsi Inggris Sheffield Doc/Fest. Dimana seorang filmmaker Indonesia telah dikirim untuk menghadiri Sheffield Doc/Fest di bulan Juni lalu.
“Saya amat bangga bahwa dalam waktu hanya satu tahun, Docs By The Sea telah memungkinkan berbagai macam bentuk koalisi yang amat mengagumkan yang memberi energi baru bagi kancah dokumenter Asia Tenggara. Saya melihat ini sebagai bukti kekayaan talenta dan kreatifitas dari kawasan ini yang sudah siap untuk diaktivasi,” tutup Triawan Munaf, Kepala Bekraf.
(gha/tjo; foto ist