SUARAINDONEWS.COM, Lombok – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Ahmad Muzani, menekankan pentingnya memperkuat sinergi antar-lembaga negara serta melakukan evaluasi terhadap konstitusi sebagai bagian dari langkah strategis menyambut satu abad kemerdekaan Indonesia pada 2045.
Dalam sambutannya saat menutup kegiatan Gathering Media dan MPR RI di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Sabtu malam (11/7/2025), Muzani menyampaikan bahwa tantangan kebangsaan yang terus berkembang membutuhkan penyesuaian sistem ketatanegaraan yang adaptif terhadap zaman.
> “Ketika Indonesia genap berusia 100 tahun pada 2045, pertanyaannya adalah: apakah konstitusi kita saat ini masih relevan? Kita perlu mulai memikirkan konstitusi modern yang bisa menjawab tantangan zaman,” ujar Muzani.
Acara tersebut turut dihadiri sejumlah anggota MPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, antara lain Dewa Gede Agung Budiarsana (Bali), Ir. Bambang Haryo Soekarto (Jawa Timur I), serta Ketua DPD Gerindra NTB yang juga Bupati Lombok Tengah, H. Darul Fathir Bahri. Sekretaris Jenderal MPR RI, Siti Fauziah, juga hadir bersama jajaran kesekjenan MPR.
Sinergi Lembaga Negara dan Pemerintah, Kunci Stabilitas
Menurut Muzani, koordinasi yang kuat antar-lembaga negara serta antara lembaga dan pemerintah pusat menjadi krusial dalam menjaga stabilitas dan mempercepat pencapaian tujuan nasional.
> “Kalau lembaga negara berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling mendukung, maka akan muncul kerentanan institusional. Program pemerintah harus mendapat dukungan dari lembaga negara, dan sebaliknya,” tegasnya.
Ia juga mengapresiasi peran media, khususnya Koordinator Wartawan Parlemen (KWP) Senayan, yang dinilainya telah berkontribusi dalam membangun citra positif MPR RI di mata publik.
Media sebagai Mitra Strategis Parlemen
Muzani menyampaikan terima kasih atas kemitraan yang telah terjalin antara MPR dan media. Ia berharap kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan secara lebih terbuka dan inklusif ke depan.
> “Kalau bisa digelar di kota yang lebih mudah dijangkau seperti Bandung, agar lebih banyak rekan media yang bisa ikut. Kalau sekarang 90 orang, ke depan bisa semua 180 wartawan,” ujar Muzani yang disambut tawa peserta.
Ia menutup dengan permohonan maaf atas kekurangan selama kegiatan berlangsung serta menyatakan kesiapan MPR untuk terus menyempurnakan komunikasi dengan insan pers.
Refleksi Serius Menjelang Indonesia 2045
Pidato Muzani menjadi penegasan bahwa Indonesia Emas 2045 bukan sekadar target simbolik, melainkan momentum evaluatif untuk menata ulang sistem kenegaraan, memperkuat kolaborasi, dan menyempurnakan arah demokrasi nasional.
Dengan mengangkat isu strategis seputar relevansi konstitusi dan sinergi kelembagaan, pernyataan Muzani menjadi pengingat bahwa transformasi menyongsong abad kedua kemerdekaan Indonesia harus dimulai sejak sekarang.
(Anton)