SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Hubungan China dan Korea Utara (Korut) makin erat. Presiden Xi Jinping dan Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un menunjukkan sikap kompak menghadapi dinamika global, dengan pesan keras kepada dunia: menentang hegemoni.
Pesan itu ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, saat bertemu dengan Menlu Korut Choe Son-hui di Beijing, Minggu (28/9).
“Mempertahankan, mengonsolidasikan, dan mengembangkan hubungan China–DPRK selalu menjadi kebijakan strategis pemerintah Tiongkok,” ujar Wang, dikutip Senin (29/9/2025).
Ia menambahkan, China siap memperkuat koordinasi internasional bersama Korut untuk “menentang segala bentuk hegemonisme, serta menjaga kepentingan bersama kedua pihak.”
Sindiran Tersirat ke Amerika Serikat
Meski tak disebut langsung, pernyataan Wang jelas mengarah ke Amerika Serikat (AS), rival utama Beijing dalam persaingan geopolitik dan ekonomi.
- Pada 2024, perdagangan bilateral AS–China mencapai US$660 miliar, hampir setara 50% PDB Indonesia atau 3,5 kali APBN Indonesia 2024.
- Persaingan tak hanya di bidang dagang, tapi juga teknologi, militer, dan pengaruh kawasan.
Pyongyang–Beijing Sepakat Penuh
Media pemerintah Korut, KCNA, melaporkan kedua menteri luar negeri mencapai “konsensus penuh” dalam pertemuan itu. Mereka bertukar pandangan soal isu regional hingga internasional dengan sikap yang sama.
Padahal, hubungan kedua negara sempat renggang karena program nuklir Pyongyang. Namun kini, Xi dan Kim kembali menunjukkan keakraban politik. Bahkan awal bulan ini, Kim hadir di Beijing dalam parade militer besar memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II.
China Jadi Penopang Vital Korut
Bagi Korea Utara, China adalah sumber dukungan vital—baik diplomatik, ekonomi, maupun politik. Keduanya sama-sama menentang dominasi AS di kawasan.
Meski begitu, Kim Jong Un tetap membuka peluang dialog dengan Washington. Namun ia memberi syarat: AS harus berhenti menuntut Pyongyang menghentikan program senjata nuklirnya.
Menambah ketegangan, intelijen Korea Selatan memperkirakan cadangan uranium berkadar tinggi milik Korut sudah mencapai 2.000 kilogram dengan tingkat kemurnian di atas 90%.
Pesan Besar ke Dunia
Kemesraan China–Korut ini tak hanya simbolis. Keduanya ingin menunjukkan diri sebagai blok yang siap menantang dominasi AS di tatanan global. Dunia kini menanti: apakah ini akan berujung pada aliansi strategis lebih kuat, atau justru membuka babak baru ketegangan geopolitik internasional.
(Anton)