SUARAIMNDONEWS.COM, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membuka perdagangan saham perdana 2021. Acara berlangsung di lantai dasar gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (4/1/2021).
“Bismillahirrahmanirrahim, saya dengan resmi membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia 2021,” kata Airlangga.
Airlangga mengatakan kondisi pasar keuangan Indonesia terus menunjukkan perbaikan dan tren positif. Ia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa mencapai level 6.800-7.000 pada akhir 2021 nanti.
“Hal tersebut mengingat pada 22 Desember 2020 IHSG sempat menyentuh level 6.165 walaupun pada akhirnya sedikit di bawah 6.000,” katanya.
Pada 2021 ditargetkan ada 30 perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Airlangga berharap jumlah itu akan terus bertambah.
“Bursa efek mentargetkan 30 perusahaan akan melakukan IPO di 2021 dan kami berharap jumlah dananya cukup signifikan apalagi tadi disampaikan bahwa SBN saat sekarang sangat rendah, sehingga dengan SBN yang rendah ini bisa mendorong lebih banyak IPO lagi atau mencari dana dari pasar modal,” tuturnya.
Menurut Airlangga, optimisme tersebut didorong oleh menurunannya risiko ketidakpastian di pasar keuangan global yang tercermin dari volatility index dan credit default index yang sudah semakin membaik. Selain itu, optimisme juga didirong oleh perkembangan isu vaksin Covid-19.
Seperti diketahui, sebanyak tiga juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac telah mulai didistribusikan ke 34 provinsi di Indonesia. Airlangga berharap pendistribusian vaksin ini bisa menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Indonesia.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah juga mulai menguat terhadap dolar AS. Dalam beberapa bulan terakhir nilai rupiah terapresiasi ke kevel Rp 14.050. Airlangga melihat, baik IHSG maupun nilai tukar rupiah, telah mendekati level sebelum pandemi.
Sementara itu, BEI menargetkan sebanyak 30 perusahaan akan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) di 2021. Dari target tersebut, Airlangga berharap, jumlah dana yang terhimpun bisa meningkat signifikan.
“Apalagi SBN (Surat Berharga Negara) sekarang sudah sangat rendah. SBN yang rendah dengan yield sekitar 3,46 persen bisa mendorong lebih banyak IPO atau mendorong perusahaan mencari dana ke pasar modal,” tutur Airlangga.
Pembukaan perdagangan saham ditandai dengan penekanan layar sentuh oleh Airlangga. Acara ini juga dihadiri Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen dan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi. (wwa)