SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Saat malam merayap naik di langit Jakarta Utara, Jakarta International Stadium (JIS) berubah menjadi panggung cahaya. Dari tepian Danau Cincin hingga lahan pertanian warga, kilau warna-warni stadion ini bukan hanya tanda kemegahan, tetapi juga denyut kehidupan yang terus tumbuh di sekitarnya.
Jakarta International Stadium (JIS) ikon baru sekaligus kebanggaan ibu kota berdiri megah di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Saat senja berganti malam, dinding stadion berubah menjadi kanvas raksasa tempat ribuan lampu menari, berpadu dalam harmoni warna yang berganti-ganti setiap beberapa menit. Dari kejauhan, gemerlap itu membentuk panorama yang menakjubkan, menghiasi langit malam dan menciptakan suasana yang hangat di sekitarnya.
Sore itu, suasana di Danau Cincin begitu hidup. Anak-anak berlari sambil bermain layang-layang, sementara orang dewasa duduk menikmati pemandangan megah stadion yang berdiri anggun di kejauhan. Ketika matahari tenggelam, pantulan cahaya dari dinding stadion memantul di permukaan air, menghadirkan simfoni warna yang memikat mata. Di tengah danau, beberapa atlet kano terlihat berlatih, dayung mereka memecah pantulan lampu yang berkilau di permukaan air.
Namun, di balik kilau modernitas itu, kehidupan sederhana tetap berdenyut. Di sisi lain stadion, seorang petani asal Indramayu tampak tekun menyiangi kebun sayurnya di bawah cahaya JIS. Sudah lebih dari sepuluh tahun ia menanam sayuran di lahan kecil di sekitar kawasan ini. Kini, lampu stadion menjadi penerang setianya di malam hari.
Stadion berkapasitas 82 ribu penonton ini menjadi simbol kolaborasi antara kemajuan teknologi dan kepedulian lingkungan. PT PLN (Persero) memasok daya listrik sebesar 5,54 megavolt ampere (MVA) dan mendukung penerapan energi bersih melalui Renewable Energy Certificate (REC). JIS juga dilengkapi 1.080 panel surya di atap buka-tutup stadion dengan total kapasitas 367 kWp, yang mampu menghemat hingga 5,4% kebutuhan listrik.
Di kawasan sekitarnya, konsep Green Building terasa nyata. Tiang-tiang penerangan jalan umum menggunakan panel surya, dan sistem zero run off memastikan air hujan serta limbah dapat diolah dan dimanfaatkan kembali untuk menyiram tanaman, merawat rumput, hingga keperluan sanitasi stadion.
Dengan dukungan teknologi hijau yang berkelanjutan, seluruh kegiatan di JIS dapat berlangsung tanpa gangguan. Di malam hari, stadion ini bukan hanya simbol kemegahan arsitektur modern, tetapi juga wujud nyata dari semangat Jakarta menuju kota yang cerdas, ramah lingkungan, dan penuh kehidupan. (astra bonardo)
Jakarta International Stadium (JIS) ikon baru sekaligus kebanggaan ibu kota berdiri megah di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Saat senja berganti malam, dinding stadion berubah menjadi kanvas raksasa tempat ribuan lampu menari, berpadu dalam harmoni warna yang berganti-ganti setiap beberapa menit. Dari kejauhan, gemerlap itu membentuk panorama yang menakjubkan, menghiasi langit malam dan menciptakan suasana yang hangat di sekitarnya.
Sore itu, suasana di Danau Cincin begitu hidup. Anak-anak berlari sambil bermain layang-layang, sementara orang dewasa duduk menikmati pemandangan megah stadion yang berdiri anggun di kejauhan. Ketika matahari tenggelam, pantulan cahaya dari dinding stadion memantul di permukaan air, menghadirkan simfoni warna yang memikat mata. Di tengah danau, beberapa atlet kano terlihat berlatih, dayung mereka memecah pantulan lampu yang berkilau di permukaan air.
Namun, di balik kilau modernitas itu, kehidupan sederhana tetap berdenyut. Di sisi lain stadion, seorang petani asal Indramayu tampak tekun menyiangi kebun sayurnya di bawah cahaya JIS. Sudah lebih dari sepuluh tahun ia menanam sayuran di lahan kecil di sekitar kawasan ini. Kini, lampu stadion menjadi penerang setianya di malam hari.
Stadion berkapasitas 82 ribu penonton ini menjadi simbol kolaborasi antara kemajuan teknologi dan kepedulian lingkungan. PT PLN (Persero) memasok daya listrik sebesar 5,54 megavolt ampere (MVA) dan mendukung penerapan energi bersih melalui Renewable Energy Certificate (REC). JIS juga dilengkapi 1.080 panel surya di atap buka-tutup stadion dengan total kapasitas 367 kWp, yang mampu menghemat hingga 5,4% kebutuhan listrik.
Di kawasan sekitarnya, konsep Green Building terasa nyata. Tiang-tiang penerangan jalan umum menggunakan panel surya, dan sistem zero run off memastikan air hujan serta limbah dapat diolah dan dimanfaatkan kembali untuk menyiram tanaman, merawat rumput, hingga keperluan sanitasi stadion.
Dengan dukungan teknologi hijau yang berkelanjutan, seluruh kegiatan di JIS dapat berlangsung tanpa gangguan. Di malam hari, stadion ini bukan hanya simbol kemegahan arsitektur modern, tetapi juga wujud nyata dari semangat Jakarta menuju kota yang cerdas, ramah lingkungan, dan penuh kehidupan. (astra bonardo)





























































