SUARAINDONEWS.COM, Jakarta -Jenderal TNI, Agus Subiyanto yang belum sebulan menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) TNI sejak 15 Oktober 2023, diusulkan oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi panglima TNI. Dia diusulkan sebagai calon tunggal untuk panglima TNI menggantikan Yudo Margono yang akan pensiun 26 Nopember bulan ini. Agus menjabat panglima TNI di saat, Indonesia sedang membutuhkan ekstra ketat bidang keamanan dalam negeri, khususnya menjaga kredibilitas penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) 2024 nanti. Sebab, kredibititas penyelenggaraan pemilu akan menjamin kredibilitas penampilan pemerintahan ke depan.
Selain persoalan pertahanan yang sudah pasti dibahas dalam Fit and Proper Test di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), satu hal yang harus menjadi fokus Agus dalam beberapa bulan ke depan; Atau paling tidak selama mendampingi Presiden Jokowi yang usia pemerintahannya akan berakhir satu tahun lagi. Dia harus fokus pada menjaga netralitas TNI pada penyelenggaraan Pemilu 2024, khususnya pada pemilihan presiden di mana ada anak dari Presiden Jokowi, Gibran Pangarep menjadi calon wakil presiden mendampingi calon presiden Prabowo Subiyanto.
Dalam netralitas TNI, Agus harus meyakinkan para anggota perwakilan rakyat bahwa anggota TNI tidak terlibat dukungan, pemasangan atribut, dan penggalangan pada calon tertentu khuususnya calon presiden dan wakil presiden. Kemudian, panglima TNI juga harus menjamin keamanan bagi masyarakat agar tidak terintimidasi dalam pilihan politiknya pada pemilu 2024. Saat ini sudah ramai di berita-berita sosial media yang diduga ada anggota TNI tidak berseragam terlibat dalam pencopotan spanduk calon tertentu yang disinyalir bagian dari operasi untuk mengalahkan calon tertentu atau memenangkan calon tertentu. Dalam pemberitaan tersebut, juga para netizen mengaitkan bahwa ada TNI yang terlibat dalam mendukung pasangan Prabowo-Gibran. Berita di sosial media juga memunculkan ketakutan keterlibatan TNI di masa orde baru.
Tidak hanya itu, panglima TNI Agus Subiyanto juga harus membentuk tim khusus dalam menguatkan seruan untuk netralitas TNI pada pemilu 2024 ini. Tim ini bertugas memantau tentang pergerakan anggota TNI dalam menjaga netralitas untuk pemilu 2024. Jika ada yang terlibat, panglima TNI tak segan-segan untuk mencopot dari jabatan bahkan keangotaanya sebagai TNI aktif. Fakta lain, bahwa para purnawirawan TNI juga terlibat dalam tim sukses di masing-masing pasangan capres-cawapres yang tentunya netralitas ini juga sangat penting. Kemudian dalam jangkauan lebih luas, tim khusus ini juga bisa menyasar pada seluruh aparatur sipil negara (ASN) yang juga tidak diperbolehkan terlibat dukung mendukung pasangan calon.
Tim khusus netralitas TNI ini adalah satu-satunya harapan di tengah publik yang sedang merosot kepercayaannya atas tercapainya anak Presiden Jokowi, Gibran yang seharusnya tidak memenuhi syarat usia untuk mencalonkan sebagai calon wakil presiden. Tetapi berhasil merubah peraturannya lewat Mahkamah Konsitutusi (MK) yang mana ketua MK Anwar Usman adalah adik ipar dari Jokowi. Selain juga keterlibatan para purnawirawan TNI dalam tim sukses ketiga pasangan capres-cawapres, netralitas TNI menjadi jalan tengah antar banyak kepentingan. Hanya dengan netralitas ini, panglima TNI masih bisa menjaga marwahnya sebagai TNI yang professional dan bersama kepentingan bangsa dan negara.
(Anton | Foto: Istimewa)