SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Untuk memperkuat komitmen memperjuangkan aspirasi dan hak-hak penyandang disabilitas, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Jakarta, Achmad Azran, menghadiri diskusi bersama komunitas disabilitas yang difasilitasi oleh Yayasan Elsafan, Rabu (30/7/2025).
Acara yang digelar di Jalan Betung Raya, Pondok Bambu, Jakarta Timur, juga dihadiri oleh jajaran pengurus JKLPK (Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan Kristen) yang dipimpin Amin Siahaan, Ritson Manyonyo dari Elsafan.
Turut hadir Iwa dari Muslim Eksis, Susi Rio dari YRAM, serta perwakilan dari Yayasan kesehatan jiwa.
Sedangkan Achmad Azran didampingi sejumlah stafnya seperti Ketua Harian SIAAP Matrobin, Sekretaris Jenderal SIAAP Nurdin, dan Bendahara umum SIAAP Beh Riwayati atau Mimi.
Dalam kesempatan itu, berbagai isu disampaikan kepada Achmad Azran. Yaitu belum diakomodirnya disabilitas untuk menjadi anggota organisasi profesi tertentu (seperti POLRI).
Isu lainnya adalah kartu identitas disabilitas yang belum terdistribusi merata, Sosialisasi yang berulang tapi tanpa hasil nyata, Pengurangan armada layanan transportasi disabilitas (TransCare).
Kemudian kurangnya perhatian terhadap pendidikan luar biasa (SLB), dan Kurangnya informasi mengenai program pelatihan dan alat bantu dari Kementerian Sosial.
Menanggapi berbagai keluhan itu, Achmad Azran menyatakan posisinya sebagai anggota DPD RI memberikan ruang strategis untuk mendorong rekomendasi kebijakan yang inklusif dan berpihak kepada kelompok rentan.
“Salah satu hal penting yang saya catat dan akan segera saya tindak lanjuti adalah desakan terhadap realisasi Peraturan Gubernur (Pergub) yang selama ini dinanti-nantikan oleh penyandang disabilitas. Ini akan saya rekomendasikan langsung kepada Gubernur DKI Jakarta,” ujarnya.
Senator yang akrab disapa Bang Azran itu, menegaskan dukungan konkret kepada penyandang disabilitas melalui program penyaluran kursi roda, alat bantu dengar, dan kerja sama dengan Kementerian Sosial maupun Dinas Sosial DKI Jakarta.
Ia juga mengungkapkan bahwa kementerian telah mengembangkan alat bantu berbentuk jam tangan yang dapat digunakan penyandang disabilitas untuk meminta bantuan saat darurat.
Ia pun akan mengusulkan agar alat tersebut segera tersedia bagi komunitas disabilitas Jakarta.
“Kehadiran saya di sini bukan sekadar seremonial, tetapi menjadi titik awal untuk menyusun rekomendasi konkret dari apa yang saya dengar hari ini. Saya ingin memastikan bahwa harapan-harapan ini tidak berhenti di ruangan ini saja, melainkan sampai ke tangan para pengambil kebijakan,” tegasnya.
Putra asli Betawi ini juga mengajak beberapa perwakilan komunitas disabilitas untuk menyampaikan langsung aspirasi mereka agar dapat didokumentasikan sebagai bahan rekomendasi resmi ke pemerintah daerah maupun kementerian terkait.
Di akhir pertemuan, H. Achmad Azran memberikan semangat dan dukungan moril kepada seluruh peserta diskusi.
“Jangan berkecil hati, hak-hak penyandang disabilitas adalah hak yang setara. Tetap semangat, tetap berjuang. Saya dan tim siap menjadi jembatan suara kalian di tingkat pusat,” tegasnya.
Acara ini menjadi bukti nyata pentingnya kolaborasi antara komunitas disabilitas dan wakil rakyat untuk menciptakan Jakarta yang lebih ramah dan inklusif bagi semua warganya.
(Anton)