SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Nilai tukar rupiah resmi jebol batas psikologis Rp 17.000 per dolar AS. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga babak belur, jatuh lebih dari 9 persen hanya dalam hitungan jam. Kondisi ini bikin was-was, dan Ketua DPR RI Puan Maharani langsung bersuara lantang!
Tak main-main, Puan mendesak pemerintah dan otoritas moneter agar bergerak cepat. Ia menyebut, jika kondisi ini tak ditangani dengan serius, maka rakyat kecil bisa jadi pihak yang paling menderita.
“Situasi ini tidak bisa dianggap enteng. Kami dorong mitigasi nyata agar rakyat tidak jadi korban ketidakpastian ekonomi global,” kata Puan.
Stabilitas Rupiah Kunci Kesejahteraan
Menurut Puan, langkah-langkah strategis dan konkret sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Sebab, kalau rupiah terus melemah, bukan hanya investor yang tertekan, tetapi daya beli masyarakat juga bisa runtuh.
“Kondisi perekonomian yang kondusif akan memberikan ruang bagi peningkatan kesejahteraan rakyat,” tegasnya.
DPR, lanjut Puan, akan menjalankan perannya secara maksimal dan siap bergotong royong bersama pemerintah demi menjaga APBN tetap kuat, serta menjaga agar ekonomi tidak tergelincir lebih dalam.
“Kami di DPR RI siap bekerja sama dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional. Namun yang lebih penting, kita harus memastikan bahwa rakyat kecil tidak menjadi korban dari ketidakpastian global.”
IHSG Jatuh Bebas, Puan: Ini Alarm Bahaya!
Tak hanya soal rupiah, Puan juga menyoroti kejatuhan IHSG yang mengejutkan pasar pada awal pekan ini. Ia menyebut penurunan drastis indeks lebih dari 9 persen bukan sekadar sinyal teknikal—ini alarm bahaya yang harus dijawab dengan aksi konkret.
“Penurunan IHSG ini tidak bisa dianggap sepele,” ujarnya tajam.
Dia meminta pemerintah bersama otoritas pasar modal segera ambil langkah mitigasi yang menenangkan pasar, sekaligus menjaga kepercayaan investor.
“Karena kestabilan ekonomi bukan hanya tentang angka-angka di pasar saham, melainkan juga tentang kepastian hidup bagi jutaan rakyat kecil.”
Prioritaskan Rakyat, Bukan Sekadar Angka
Puan menutup pernyataannya dengan peringatan keras: setiap kebijakan yang diambil harus punya satu titik fokus utama — rakyat.
“Setiap kebijakan dalam merespons kondisi ini, harus menempatkan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas utama.”
(Anton)