SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Jelang Ramadhan, harga pangan jadi isu utama! Untuk itu, Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Biro Pemberitaan DPR RI menggelar diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk:
🗓 “Antisipasi Lonjakan Harga Sembako Jelang Puasa”
📍 Ruang PPID, Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta
Diskusi ini menghadirkan anggota DPR RI dan pengamat ekonomi yang membahas solusi konkret untuk menjaga harga tetap stabil dan daya beli masyarakat tidak semakin merosot.
📊 DPR: “Kami Kawal Harga, Jangan Sampai Masyarakat Terbebani”
DPR RI, melalui Anggota Komisi VI, Herman Khaeron, memastikan bahwa mereka akan memantau stok pangan & mencegah lonjakan harga menjelang Ramadhan.
💬 “Permintaan pangan selalu meningkat saat Ramadhan. Kami akan pastikan stok aman dan harga tidak naik gila-gilaan.”
DPR akan fokus pada:
✅ Beras 🍚 – Harga gabah ditetapkan Rp6.500/kg, tapi perlu waspada potensi kenaikan harga beras premium.
✅ Minyak Goreng 🛢️ – Antisipasi pemalsuan & kelangkaan MinyaKita.
✅ Gula Pasir 🍬 – Pastikan stok cukup agar tidak langka.
✅ Gas LPG 🔥 – Distribusi LPG 3kg harus terjamin agar tetap terjangkau.
⚠️ Spekulan Bisa Bermain, DPR Minta Masyarakat & Media Ikut Mengawasi!
Momen Ramadhan sering dimanfaatkan spekulan untuk menaikkan harga secara tidak wajar.
💬 “Kami butuh bantuan media dan masyarakat. Kalau ada lonjakan harga yang mencurigakan, angkat ke publik! Ini bagian dari check & balance.” – Herman Khaeron.
Jadi, kalau kamu lihat harga-harga naik tidak masuk akal, laporkan! 🚨
📉 Ekonom Peringatkan: “Daya Beli Masyarakat Anjlok, Ramadhan Bisa Lebih Sulit!”
Berbeda dengan DPR yang fokus mengendalikan harga, pengamat ekonomi Salamuddin Daeng justru menyoroti daya beli masyarakat yang terus melemah sejak 2014 dan belum pulih hingga awal 2025.
💬 “Deflasi pangan itu berbahaya. Kalau masyarakat mulai mengurangi pembelian bahan makanan, berarti ekonomi sedang lemah!”
📊 Fakta Ekonomi Saat Ini:
🔻 Deflasi berkepanjangan sejak 2014 menyebabkan masyarakat mengurangi konsumsi bahan pokok.
🔻 Inflasi Januari 2025 jadi yang terendah sejak 2020.
🔻 Tanpa stimulus ekonomi, daya beli akan terus menurun.
Artinya? Banyak orang mulai kesulitan membeli kebutuhan pokok meskipun harga turun! 😞
💰 Solusi? Percepat Bansos & Proyek Perumahan Murah!
Menurut Salamuddin, pemerintah harus segera mengalirkan dana ke masyarakat bawah untuk mengangkat daya beli.
🏡 Percepat program perumahan 3 juta unit di desa!
💰 Bansos harus segera dicairkan agar uang lebih banyak beredar di masyarakat.
💸 Pemerintah perlu fokus memompa ekonomi rakyat kecil lebih dulu!
💬 “Kalau pemerintah mau daya beli naik, kirim uang ke bawah sekarang! Tidak perlu proyek besar dulu, yang penting uang beredar dan masyarakat punya daya beli!”
🛢️ BBM & LPG: Jika Harga Naik, Situasi Bisa Makin Parah!
Selain pangan, ada kekhawatiran bahwa harga energi juga bisa naik akibat kebijakan pemerintah:
🚨 Pembatasan solar & kenaikan harga BBM bisa berdampak besar ke ongkos logistik.
🚨 Pembatasan LPG subsidi & peralihan ke LPG non-subsidi dapat menaikkan harga di pasar.
🚨 Kenaikan harga rokok & tarif listrik juga bisa memicu inflasi.
💬 “Kalau harga BBM, LPG, atau listrik naik, maka harga-harga lain pasti ikut naik. Ini bisa jadi pukulan berat buat masyarakat!”
📌 Kesimpulan: Ramadhan Tahun Ini Bisa Jadi Tantangan Besar!
✅ DPR akan mengawal harga dan stok pangan agar tetap stabil.
✅ Tapi daya beli masyarakat masih jadi masalah besar!
✅ Jika bansos & program ekonomi tidak segera digencarkan, banyak orang bisa kesulitan saat Ramadhan.
🔥 Jadi, apakah Ramadhan kali ini akan lebih ringan atau justru makin berat? Pemerintah harus cepat bergerak! 🚀
(Anton)