SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN), Wahyu Sanjaya, menegaskan pentingnya akuntabilitas dalam penggunaan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam diskusi yang berlangsung di Denpasar, Bali, pada Kamis (20/6/2024), Wahyu memberikan respons positif terhadap alokasi dana PMN yang diterima PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) pada tahun 2021. Dana ini digunakan untuk mendukung program Bali Maritim Tourism Hub (BMTH) melalui pengembangan Pelabuhan Benoa.
Pentingnya BMTH untuk Pariwisata Bali
BMTH, meskipun bukan tugas utama Pelindo, sangat diperlukan untuk menunjang pariwisata di Bali. “Sebenarnya BMTH bukan tugas Pelindo, tetapi karena dibutuhkan untuk menunjang turis di Bali, sehingga itu dibutuhkan, dan kita melihat dampaknya cukup signifikan,” ungkap Wahyu Sanjaya.
Dampak Positif PMN pada Pelabuhan Benoa
Sejak menerima PMN sebesar Rp1,2 triliun pada tahun 2021, Pelindo telah melakukan pengerukan alur dan kolam di Pelabuhan Benoa. Progres ini sudah menunjukkan hasil yang signifikan dengan lebih dari 40 kapal pesiar yang telah sandar di Pelabuhan Benoa sejak September 2022 hingga triwulan pertama (TW I) 2023. Ini memberikan dampak positif bagi ekonomi Bali, khususnya sektor pariwisata yang menjadi andalan daerah tersebut.
Progres Pengembangan Pelabuhan Benoa
Pelindo, yang telah beroperasi sejak tahun 1960 dan fokus pada logistik serta pengelolaan pelabuhan, mencatat kemajuan yang berarti dalam pengerjaan Pelabuhan Benoa. Progres pengerjaan fisik telah mencapai 33% pada TW III 2022, kemudian meningkat menjadi 47% pada TW I 2023, 55% pada TW III 2023, dan 80% pada TW I 2024. Penyelesaian proyek ini diharapkan mencapai 100% pada akhir tahun 2024.
Tantangan dan Harapan Pasca Peleburan Pelindo
Peleburan Pelindo I, II, III, dan IV menjadi PT Pelindo pada 1 Oktober 2021 menjadikan perusahaan ini berskala besar dan terintegrasi. Upaya ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menyatukan pengelolaan pelabuhan di Indonesia. Dalam hal ini, Wahyu Sanjaya menekankan pentingnya pengelolaan PMN yang akuntabel.
“Dengan mergernya Pelindo I, II, III, IV menjadi PT Pelindo, di mana sedikit kesalahan saja mungkin akan berdampak sangat luas dan menjadikan Pelindo sulit diselamatkan apabila terjadi rugi,” jelas Wahyu.
Komitmen Akuntabilitas dan Transparansi
Wahyu menegaskan bahwa dengan skala bisnis yang lebih besar dan terintegrasi, Pelindo harus memastikan setiap penggunaan dana PMN dilakukan dengan transparansi dan akuntabilitas tinggi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa dana yang diterima tidak hanya membawa manfaat bagi perusahaan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.
Kesimpulan
Penggunaan PMN yang diterima PT Pelindo untuk pengembangan Pelabuhan Benoa sebagai bagian dari program BMTH menunjukkan dampak positif yang signifikan bagi ekonomi Bali. Namun, dengan skala dan tanggung jawab yang lebih besar pasca peleburan Pelindo, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan dana menjadi sangat krusial. Dengan komitmen yang kuat terhadap prinsip-prinsip ini, diharapkan Pelindo dapat terus memberikan kontribusi maksimal bagi pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat.
(Anton)