SUARAINDONEWS.COM, Putrajaya – Muhyiddin Yassin resmi mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri (PM) Malaysia. Hal ini diungkapkannya dalam konferensi pers, Senin (16/8/2021) lalu.
Mengutip Istana Raja Malaysia dalam sebuah pernyataan, Muhyiddin akan tetap menjadi PM ‘caretaker’ sementara ini sampai pemimpin baru ditunjuk. Hal ini diutarakan Istana dalam Facebook resmi.
“Susulan daripada peletakan jabatan ini, Seri Paduka Baginda telah berkenan supaya yang terhormat Tan Sri Mahiaddin bin Md Yassin menjalankan tugas sebagai caretaker Perdana Menteri sehingga Perdana Menteri (baru) dilantik,” tulis pernyataan itu.
Istana menyebut, ini sesuai dengan aturan negara tersebut. Sebelumnya sejumlah nama muncul di antaranya politisi Malaysia, Anwar Ibrahim.
Namun, Identitas siapa yang akan menjadi perdana menteri baru Malaysia pengganti Muhyiddin Yassin mulai terkuak.
Wakil Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob menurut laporan sejumlah media Malaysia, favorit kuat menjadi orang nomor satu “Negeri Jiran”.
Awalnya, Ismail tidak kunjung mendapatkan restu, ironisnya dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai tempat dia menjabat sebagai salah satu petinggi senior, yakni wakil presiden.
Sejumlah sumber menyebutkan, mantan wakil perdana menteri Malaysia itu telah mengamankan dukungan mayoritas parlemen yang diperlukannya.
Ismail diberitakan telah mengantongi 115 dukungan parlementarian yang berasal dari komponen partai pendukung koalisi Perikatan Nasional dan Barisan Nasional.
Angka ini sama dengan jumlah dukungan terhadap Muhyiddin Yassin sebelum pemerintahannya kolaps awal pekan ini.
Diperlukan minimal 111 kursi untuk mencapai mayoritas di Dewan Rakyat dari total 220 politisi yang menghuninya.
Seluruh anggota Dewan Rakyat harus mengirimkan calon PM dukungannya melalui email, faks, atau WhatsApp kepada Raja Malaysia Sultan Abdullah paling lambat Rabu (19/8/2021) pukul 16.00 waktu setempat.
Sebelumnya, Muhyiddin mengatakan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri karena minimnya suara di parlemen. Ia mengatakan warga masih menginginkannya memerintah namun aturan itu membuatnya tak bisa melanjutkan kekuasaan.
“Ini kehendak kelembagaan dan saya patuh,” katanya sebagaimana siaran langsung media setempat Astro Awani.
“Rayuan masyarakat Malaysia … jangan meletakkan jabatan saya dengar. Tapi ini tidak bisa saya sambut karena kehilangan suara mayoritas dewan.”
Ia mengatakan sudah melakukan sejumlah ikhtiar. Terutama untuk menangani Covid-19.
Namun katanya, ia tidak berhasil karena ada sejumlah pihak yang ‘rakus’. Tak diketahui kemana tudingan ini diarahkan.
“Hari ini hari terakhir saya sebagai perdana menteri dan saya ridho,” katanya lagi.
Hal ini membuat ringgit Malaysia berada di posisi terlemah dalam setahun terhadap dolar AS. Muhyiddin berkuasa sejak Maret 2020, dengan suara mayoritas tipis di parlemen 222 kursi.