SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Pusat Inkubator dan Bisnis Kewirausahaan Universitas Muhammadiyah, Jakarta (PIBK UMJ) menciptakan inovasi aplikasi e-commerce bernama Xpooz yang diharapkan menjadi pionir marketplace di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyah (PTMA) bagi produk produk kampus, mahasiswa, dosen, karyawan, alumnus dan para mitra UMJ. Dan pembuatan aplikasi Xpooz digawangi Tim IT PIBK yang dikordinatori oleh Jumail, B.Sc, M.Sc.
Peresmian secara daring dilakukan Rektor UMJ, Dr. Endang Sulastri M.Si (12/10) yang menegaskan kebanggaan atas inovasi yang dilakukan tim PIBK yang menciptakan marketplace ini. PIBK UMJ sebuah lembaga yang tengah menumbuhkembangkan bisnis dan kewirausahaan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Jakarta, dengan berbasis pada tradisi intelektual Islam dan inovasi teknologi tepat guna. Sedangkan UMJ merupakan universitas yang memiliki perhatian serius atas pengembangan jiwa kewirausahaan pada mahasiswa terlebih dengan adanya kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka saat ini.
“Kehadiran PIBK dengan Xpooznya menjadi praktek langsung pengembangan kewirausahaan usai mahasiswa memperoleh teori kewirausahaan di dalam kelas. Melalui kegiatan pengembangan ini diharapkan para mahasiswa nantinya juga siap menjadi entrepreneur yang membuka lowongan kerja bagi masyarakt”,papar Endang.
Sementara Ketua Divisi Kewirausahaan PIBK UMJ, Amin Shabana mengungkapkan bahwa PIBK UMJ berupaya mengembangkan program hulu dan hilirisasi kewirausahaan agar mahasiswa nantinya menjadi entrepreneur yang tidak hanya menguasai teori namun juga tangguh saat terjun di dunia nyata.
Peresmian kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang menghadirkan M. Riza Adha Damanik (Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan) dan Dr. Endang Rudiatin, M.Si Ketua PIBK UMJ) bertemakan Pasar Mahasiswa untuk Petani dan Nelayan, Memperkuat Ketahanan Pangan Indonesia.
Riza Damanik menyampaikan yakni permasalahan kurangnya ekosistem kewirausahaan yang membantu UMKM mengadopsi teknologi dari usaha yang lebih besar (R&D transfer). Dan terkait dengan peluncuran platform e-commerce PIBK UMJ, Xpooz Riza menambahkan bahwa mahasiswa berpeluang memperkuat ketahanan pangan Indonesia dilakukan dengan menghasilkan riset tentang ketahanan pangan khususnya pertanian dan perikanan, berinovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas komoditas pertanian dan perikanan, dan yang terpenting menjadi wirausaha sektor pertanian dan perikanan Indonesia masa depan, ujarnya.
Sementara itu Endang Rudiantin selaku Ketua PIBK UMJ menegaskan hadirnya Xpooz sebagai start up pertama di UMJ merupakan karya dosen dan mahasiswa yang didorong oleh PiBK. E-mart ini kedepannya juga menjadi solusi dari permasalahan pemasaran produk petani dan nelayan. UMJ sendiri dengan Fakultas Pertaniannya memiliki kebun di kabupaten Bogor dan Sukabumi sebagai areal pertanian, peternakan dan tambak. Sehingga dapat membantu pemasaran produk produk yang kreatif dan inovatif hasil karya kami bagi kemaslahatan umat, ungkapnya.
Di saat bersamaan PIBK UMJ juga menggelar Seri Perdana Pelatihan Bisnis dan Kewirausahaan bagi para tenant PIBK dengan target mencetak 300 – 500 wirausaha kampus dari pemula, mandiri dan start up sebagai muslim technopreneur. Pelatihan perdana ini dihadiri Dr. H. Anwar Anwar Abbas, M.M.,M.Ag (Wakil Ketua Umum MUI) dan Dr. Indra Cahya Uno (Pendiri Gerakan Sosial OK OCE Indonesia).
Anwar Abbas dalam hal ini untuk tidak segan belajar dari Bob Sadino. Menurutnya masalah kualitas sumberdaya manusia tampaknya menjadi sesuatu yang sangat penting dalam menciptakan kesuksesan seseorang. Tujuan seorang muslim tentu tidak hanya bagaimana caranya supaya kita kaya dan sukses di dunia ini saja tapi bagaimana caranya supaya kita juga sukses di akhirat dan itu sudah dicontohkan oleh Abdurrahman bin auf, Zubair bin awwam, Utsman bin affan, Thalhah bin Ubaydillah,Saad bin Abi Waqqash dil.
“Sehingga siapa saja yang mengikuti sifat sifat dan ajaran nabiserta ketentuan ketentuan Allah maka dia akan sukses secara ekonomi dan bisnis”, ujar Anwar Abbas.
Sedangkan Indra Uno mengungkapkan bahwa gelar sarjana belum menjadi jaminan kerja, sebab banyak pengangguran setelah jadi sarjana. la memberikan solusi dalam mengatasi pengangguran. Terdapat 4 tahapan dalam membekali mahasiswa agar tidak menjadi pengangguran yaitu Pelatihan dan pendampingan usaha, Membuka usaha, Mendatangkan penghasilan dan Menciptakan satu lapangan kerja untuk diri sendiri. “Itulah yang dinamakan sebagai wirausaha”,terang Indra.
Kedepannya, PIBK segera merintis Sciencepark atau Technopark yang disebut dengan Halal Science Park atau Kampung Halal. Pada Kampung Halal para Muslim technopreneur (MT) didorong untuk membangun jaringan entrepreneurship yang selanjutnya dapat menjadi pendorong iklim kewirausahaan di masyarakat, baik di kalangan Muhammadiyah maupun lebih luas lagi.
Dengan menginisiasi MT dan Kampung Halal, PIBK UMJ bermaksud menyodorkan isu prototype teknologi dan prototype non teknologi. MT adalah prototype non teknologi tersebut. Prototipe adalah pembuatan awal produk yang menunjukkan dasar dasar seperti apa produk akan terlihat, apa yang akan dilakukan produk, dan bagaimana produk beroperasi. Maka MT merupakan prototype bentuk, karakter, sifat Entrepreneur sesuai karakteristik Muslim yang akan mengembangkan kampung Halal.
Menurut ketua PIBK Endang Rudiatin, ekosistem Kampung halal/Halal Science Park akan menjadi bukti bahwa PIBK mendukung program pemerintah yang menjadikan Indonesia sebagai pusat Halal dunia.(Tjoek)