SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Mantan Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) TNI, Mayjen (Purn) Ponco Agus Prasojo, memberikan apresiasi terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas keberhasilannya dalam memperbaiki sektor kesehatan di Indonesia. Keberhasilan ini, menurut Ponco, terutama terlihat dalam penurunan angka stunting pada anak-anak selama masa pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Pernyataan ini disampaikan Ponco dalam diskusi dialektika demokrasi yang digagas oleh Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Biro Pemberitaan DPR RI dengan tema “Membedah Pidato Presiden di Bidang Kesehatan Yang Kian Membaik”.
Ponco menyatakan bahwa angka stunting yang semula berada di angka 37,2 persen pada awal masa jabatan Jokowi kini telah berhasil diturunkan menjadi 21,5 persen. “Penurunan ini jelas menunjukkan adanya perbaikan signifikan dalam upaya mengatasi masalah stunting di Indonesia,” ujar Ponco dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 20 Agustus 2024.
Ia juga menyetujui instruksi Presiden Jokowi yang meminta agar penanganan stunting di Tanah Air terus digalakkan. Ponco menekankan bahwa penanganan stunting terkait erat dengan tanggung jawab negara dalam menyediakan asupan gizi yang baik bagi ibu hamil serta memastikan tumbuh kembang anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.
Sebagai mantan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Ponco mendorong semua pihak untuk turut serta dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya asupan gizi, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak. “Kurangnya gizi kronis sering kali disebabkan oleh masalah nutrisi yang tidak memadai dan kurangnya edukasi di daerah-daerah terpencil,” jelasnya.
Ponco juga optimistis bahwa Presiden terpilih, Prabowo Subianto, akan melanjutkan tekad Jokowi dalam mengatasi stunting. Ia menilai bahwa program-program Prabowo selama masa kampanye sangat konsisten dalam memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama di daerah-daerah tertentu yang memerlukan perhatian khusus.
Lebih lanjut, Ponco menjelaskan bahwa stunting di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya asupan gizi saat anak masih dalam kandungan. Ia juga menyoroti faktor lingkungan yang tidak sehat sebagai penyebab penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan anak. “Lingkungan yang tidak sehat, serta konsumsi makanan yang kurang bersih, dapat menyebabkan cacingan dan menghambat nutrisi ibu hamil, sehingga janin tidak tumbuh sempurna,” ungkapnya.
Ponco menekankan bahwa negara harus hadir dalam menanggulangi kemiskinan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi stunting. Menurutnya, penciptaan lapangan kerja menjadi salah satu solusi utama untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, juga memberikan apresiasi terhadap perbaikan-perbaikan di sektor kesehatan selama pemerintahan Jokowi. Melkiades menyoroti keseriusan Kepala Negara dalam membenahi bidang farmasi di Indonesia, dengan alokasi anggaran sebesar 5,5 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk sektor kesehatan.
Melkiades juga menyambut positif perubahan paradigma kesehatan di Indonesia yang kini lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif. “Dengan perubahan ini, anggaran kesehatan perlu digeser untuk mendukung program-program yang lebih terukur dalam penanganannya,” ujarnya.
Legislator dari Fraksi Partai Golkar ini juga optimistis bahwa ketahanan farmasi Indonesia akan semakin membaik di bawah kepemimpinan Prabowo. Ia mencatat bahwa Prabowo telah memulai langkah-langkah untuk merapikan fasilitas kesehatan yang belum maksimal, serta mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang mumpuni.
Dengan anggaran kesehatan sebesar Rp197,8 triliun yang dialokasikan dalam RAPBN 2025, Melkiades berharap program transformasi kesehatan yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan dapat meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di seluruh Indonesia, khususnya di daerah-daerah terpencil. “Langkah ini sangat penting untuk mengatasi stunting dan memastikan bahwa seluruh masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai,” pungkasnya.
(Anton)