SUARAINDONEWS.COM, Jakarta– Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mendorong alumni Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk menjadi agen perubahan (agent of change) dalam revolusi mental di Indonesia.
Mendagri menjadikan sistem pendidikan di Singapura sebagai teladan dalam memajukan rakyat melalui sektor pendidikan.
Mendagri menyampaikan hal tersebut ketika menjadi keynote speaker dalam acara Persiapan Keberangkatan (PK) Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) LPDP secara virtual, Selasa (31/5/2022). Acara tersebut mengambil tema “Refleksi Merah Putih: Aku Pergi untuk Kembali”.
“Saya ingin menggambarkan bagaimana seriusnya pemerintah Singapura menginvestasikan di bidang pendidikan untuk membangun SDM yang kompetitif. Ini kita memang negara yang kaya SDA, SDM menjadi sangat penting sekali, invest di education,” kata Mendagri yang pernah menempuh pendidikan doktoral di Nanyang Technological University (NTU) tersebut.
Dalam kesempatan itu, Mendagri menyampaikan pengalamannya selama menempuh pendidikan dan tinggal di Singapura. Negara tersebut dinilai memberikan investasi yang sangat besar bagi pendidikan rakyat melalui subsidi pendidikan dasar dan pemberian beasiswa. Berkat standar pendidikan yang baik dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, Singapura mampu menjadi negara maju di kawasan Asia.
“Mereka menjadi agent of change. Itulah yang terjadi, revolusi culture, revolusi mental terjadi. Begitulah kira-kira Singapura merubah dengan salah satunya dengan membuat agent of change dari mereka-mereka yang diberikan scholarship untuk keluar negeri, ” ujarnya.
Lanjut Mendagri, setelah Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew kala itu mengirimkan gelombang ribuan anak-anak untuk berangkat keluar negeri, ketika kembali mereka diperlakukan sedemikian rupa dan tidak dilepas begitu saja.
Pemerintah Singapura, tambah Mendagri, tidak hanya memberikan beasiswa bagi masyarakat di universitas-universitas terbaik di luar negeri, tapi juga menyediakan karier yang menjanjikan untuk mereka sehingga termotivasi. Selain itu, pemerintah Singapura sangat menghargai prestasi dalam bidang keakademikan.
“Mereka kariernya diperlakukan tersendiri khusus, yaitu ekspres. Maka mereka ada percepatan untuk masuk ke posisi-posisi strategis, dan kemudian kariernya menanjak dengan cepat. Itu rata-rata menteri di sana, kepala-kepala polisi, lulusan Harvard, Oxford, Cambridge,” tandas Mendagri. (wwa)