SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Menepis anggapan segelintir orang tentang sulitnya memiliki rumah, Pemerintah terus menggenjot pembangunan hunian melalui Program Sejuta Rumah. Selain itu, memiliki hunian dengan program subsidi Kredit Pemilikan Rumah (KPR), bukan lagi menjadi hambatan berbagai kalangan baik anak muda ataupun orang tua.
Seringkali, memiliki rumah KPR dikaitkan dengan pasangan Suami dan Isteri (Pasutri) yang baru saja melepas masa lajangnya untuk memiliki hunian impian. Dahulu mungkin sebagian orang tua sudah menyiapkan sepetak tanah ataupun bangunan sederhana yang sudah didirikan orang tuanya, agar anak, menantu, dan cucunya merasakan hidup yang enak.
Seiring berjalannya pertumbuhan penduduk dan ekonomi, belum lagi bersaingnya dunia usaha hingga bisnis. Nenih (53), memikirkan anaknya yang akan segera melepas masa lajangnya, dimanakah anaknya akan tinggal setelah menikah? melihat tidak ada sepetak tanah yang dapat dia siapkan untuk anak, menantu, dan cucunya.
Setiap hari, Nenih menyempatkan diri untuk melihat pembangunan hunian dengan program KPR di handpone bekas anaknya tersebut. Setelah mendapatkannya, Nenih menyampaikan kepada anaknya yang saat ini sedang bekerja sebagai Freelancer videografer event atau pernikahan. Bahwa tidak jauh dari tempat tinggalnya saat ini sedang ada pembangunan rumah KPR, dan mengajaknya untuk melihat dan bertanya terkait mekanisme agar dapat memiliki rumah hunian tersebut.
Nenih sangat yakin bahwa anaknya dapat memiliki hunian untuk keluarganya dengan adanya program KPR, melihat dari hasil pekerjaan yang didapat anaknya setiap kali mendapatkan pekerjaan.
“Melihat dari hasil pekerjaanya, saya sangat yakin bahwa dia dapat memiliki hunian dengan cara KPR, apalagi ada informasi kalau Pemerintah juga menyiapkan program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) yang mendapatkan bantuan subsidi,” kata Nenih.
Nenih juga memberikan pesan dan meyakinkan anaknya, kalau sudah banyak program dari pemerintah seperti ini mah pasti bisa untuk segera memiliki hunian. Karena baginya memiliki hunian yang layak adalah gerbang utama untuk dapat berpikir lebih baik dan nyaman.
“Dengan penghasilan yang didapatkan pasti bisa untuk dapat hunian dengan cara ini. Namanya orang hidup itu butuh kenyamanan buat berpikir, buat bekerja, dan berkarya. Urusan rejeki udah diatur Gusti Allah, yang penting diimbangi dengan promosi kalau niat usaha,” jelasnya.
Dirinya juga meyakini, bahwa dirinya yang kesehariannya melakukan usaha dagang saja bisa untuk memiliki hunian tersebut, karena dirinya menilai bahwa dirinya sehari paling minim dari hasilnya membuat kue sekirar Rp 150 ribu.
“Terutama kuncinya yakin, saya aja dengan menjual sarapan dan kue jajanan pagi paling kecil sehari paling kecil mendapatkan Rp 150 ribu, berartikan kalau saya dalam satu bulan dikasih sehat untuk melakukan usaha bisa juga saya memiliki rumah hunian model gini,” tuturnya sambil tertawa.