SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Baru beberapa hari menjabat, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa langsung bikin gebrakan. Ia menarik dana pemerintah sebesar Rp200 triliun yang selama ini “parkir” di Bank Indonesia (BI), untuk kemudian disalurkan lewat perbankan komersial.
Langkah yang diumumkan pada Rabu (10/9) itu ditujukan untuk memperkuat likuiditas bank, mempercepat penyaluran kredit, dan menggerakkan kembali roda perekonomian nasional.
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Gerindra, Kawendra Lukistian, menilai kebijakan tersebut strategis, terutama bagi pelaku UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat.
“Paten! Mantap juga ini Menkeu kita yang baru! Buat saya ini langkah yang cukup bagus, memindahkan likuiditas BI ke ruang fiskal, sehingga Rp200 triliun dapat langsung mengerek permintaan agregat tanpa nambah beban utang baru,” ujar Kawendra.
Ia menambahkan, pendekatan crowding-in yang digunakan Purbaya bisa memacu kredit perbankan dan memperbesar multiplier effect untuk sektor riil.
“Pak Purbaya pakai strategi crowding-in, penarikan Rp200 triliun di BI biar memacu kredit perbankan, memperbesar multiplier effect buat UMKM dan sektor riil,” tambahnya.
Selain itu, Kawendra menekankan adanya sinergi kuat antara kebijakan fiskal dan moneter.
“Hal ini juga menunjukkan upaya memperluas ruang kebijakan pemerintah, memanfaatkan surplus likuiditas bank sentral untuk mempercepat pemulihan dan pertumbuhan. Kita doakan beliau! Semangat Pak Menkeu yang nyentrik! Kita optimis,” tuturnya.
Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Purbaya mengingatkan bahwa perlambatan ekonomi sejak 2023 bukan hanya akibat faktor global, tapi juga karena dana pemerintah terlalu lama mengendap di BI.
“Saya sekarang punya Rp425 triliun di BI cash. Besok saya taruh Rp200 triliun ke sistem,” kata Purbaya.
Dari total dana Rp425 triliun yang berasal dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan SiLPA, Rp200 triliun akan segera dialirkan ke sistem perbankan. Purbaya menegaskan agar BI tidak kembali menyerap dana tersebut, supaya uang benar-benar berputar di masyarakat.
Menurutnya, langkah ini akan memaksa mekanisme pasar berjalan lebih optimal dan mendorong bank lebih giat menyalurkan kredit produktif, terutama bagi UMKM dan sektor riil.
(Anton)