SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Badai kehidupan seolah belum sepenuhnya lenyap dari bumi Indonesia. Berbagai persoalan di bidang kesehatan, seperti pandemi Covid-19 sampai persoalan kenaikan harga-harga bahan pokok. Namun, ada yang perlu kita ingat kawan, badai itu tidak hanya terjadi di Indonesia, namun terjadi juga di belahan dunia lain seperti di .Jepang1 dan Rusia 2. Bahkan, pengalaman selama 76 tahun merdeka, Indonesia sempat mengalami krisis ekonomi yang berat di tahun 1998 dan 2008 dengan berbagai strategi pemulihan krisisnya yang berbeda3. Pertanyaannya adalah apakah kita menyerah? Tentu tidak, kawan! Perjalanan kita masing panjang, dan sekarang kita ada dalam siklus pengumpulan “bekal” menuju akhir yang kekal, dan kita harus ingat bekal yang kita bawa haruslah yang baik dan positif. Zaman ini banyak yang menyebut sebagai zaman milenial dan digital, tapi apa kita sudah memanfaatkannnya untuk hal-hal yang baik? Di beberapa belahan dunia saat ini terjadi konflik, namun sepertinya tidak elok bila kita yang menghakimi dengan membuat konten berisi hujatan yangbelum jelas kebenarannya di media sosial. Begitu pula konten yang berisi hinaan dan cercaan sesama bangsa Indonesia sendiri, itu sama seperti kita “memakan bangkai” saudara kita sendiri, kawan. Yang terpenting semuanya kita kembalikan ke nilai-nilai bangsa yang kita anut. Indonesia menjunjung tinggi kemanusiaan dan keadilan serta Bhineka Tunggal Ika, sehingga segala tindakan yang bertentangan dengan hal-hal tersebut jelas tidak sesuai di bumi ini.
Lalu, melalui momen apa kita bisa menyampaikan dan memperlihatkan sesuatu yang baik dan positif. Segala puji bagi Allah, Indonesia diberikan kesempatan menjadi presiden dalam event G-20 yang akan digelar di Labuhan Bajo pada bulan September 2022. Mungkin ada yang masih bertanya-tanya apa sih sebenarnya G-20 itu? G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri atas 19 negara utama dan Uni Eropa yang memiliki kelas pendapatan menengah hingga tinggi, serta negara berkembang hingga negara maju. Anggota G20 terdiri atas negara-negara dari berbagai kawasan di dunia, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Argentina, Brasil, Inggris, Jerman, Italia, Prancis, Rusia, Afrika Selatan, Arab Saudi, Turki, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, India, Indonesia, Australia, dan Uni Eropa. Presidensi G20 tahun 2022 merupakan yang pertama bagi Indonesia selama bergabung menjadi anggota G20 sejak forum internasional tersebut dibentuk pada 1999. Dalam Presidensi G20 di bidang perdagangan dan investasi, Pemerintah Indonesia c.q Kementerian Perdagangan berencana menggelar pelaksanaan Forum Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) yang dijadwalkan berlangsung pada September mendatang di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Tujuan forum tersebut adalah sebagai katalis pemulihan ekonomi global dengan mengedepankan kemitraan dan inklusivitas serta memberikan dampak nyata bagi masyarakat global dan nasional.
Forum TIIWG ini mengangkat enam isu prioritas, yaitu WTO Reform; the Role of Multilateral Trading System to Strengthen the Achievement of Sustainable Development Goals; Trade, Investment, and Industry Response to the Pandemic and Global Health Architecture; Digital Trade and Sustainable Global Value Chains; Spurring Sustainable Investment for Global Economic Recovery; dan Inclusive and Sustainable Industrialization via Industry 4.0.
Event Presidensi G-20 tahun ini bukan sekedar event internasional biasa, bahkan lebih besar manfaatnya bagi Indonesia melebihi penyelenggaraan PON yang bulan Oktober tahun 2021 diselenggarakan di Papua, Asian Games yg terakhir dilaksanakan di Jakarta dan Palembang Agustus-September 2018, SEA Games yg terakhir dilaksanakan di Vietnam bulan November 2021, serta AFF Cup 2020 dimana Indonesia menjadi runner-up. Suksesnya Presidensi Indonesia dalam G-20 saat ini akan berdampak luas di segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu contoh ilustrasi kehidupan, ketika kita masih kecil dan duduk di bangku sekolah dasar, orangtua kita ingin agar kita pintar dan berprestasi di sekolah. Target ranking 10 besar biasanya akan mendapat hadiah dari orangtua, apalagi kalau bisa menjadi ranking 1 di kelas, mungkin keinginan kita saat itu akan berusaha disanggupi oleh orangtua. Bayangkan, bila di posisi “anak kecil” tersebut adalah Indonesia sementara di posisi “orangtua” adalah negara-negara besar yang menjadi kandidat kuat untuk berinvestasi di Indonesia, maka suksesnya Indonesia dalam penyelenggaraan G-20 akan dianggap sebagai prestasi dan modal utama untuk negara-negara besar tersebut berinvestasi di dalam negeri.
Selanjutnya, bagaimana kita mengkomunikasikan event ini? Sebagai ilmu terapan, komunikasi telah berkembang menjadi sebuah profesi. Terdapat beragam topik penting untuk dipelajari secara formal yang dapat menjadikan kita menjadi seorang professional dalam bidang komunikasi. Satu diantaranya adalah jurnalisme. Menurut Bill Kovac dan Tom Rosenstiel dalam bukunya The Elements of Journalism menyatakan bahwa tujuan jurnalisme tidak hanya ditentukan melalui teknologi atau jurnalis atau teknik yang digunakan dalam jurnalisme melainkan ditentukan oleh satu hal mendasar yaitu fungsi yang dimainkan oleh berita dalam kehidupan manusia. Sebagai bagian dari komunikasi, berita berperan dalam memberikan informasi mengenai beragam kejadian, isu, serta karakteristik yang terjadi di dunia. Jurnalisme memiliki tujuan utama yaitu menyediakan berita serta informasi yang akurat dan reliabel kepada publik agar mereka dapat membuat keputusan yang terbaik bagi kehidupannya, komunitas, masyarakat dan pemerintahan dimana mereka berada di dalamnya.
Next, bagaimana kontribusi kita supaya negara-negara besar tersebut dapat memandang Indonesia sebagai negara yang memiliki keramah tamahan serta keragaman budaya, namun selalu utuh dalam persatuan? Marilah kita manfaatkan era digital ini kawan. Langkah awalnya pun cukup simpel dengan memiliki akun media sosial tidak berbayar di platform apa pun dan mulai lah dengan kalimat beraura postif. Selamat mencoba!.
Penulis adalah: Pongki Nangolngolan. H (Pranata Humas Ahli Muda Kementerian Perdagangan RI)