SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, pemerintah terus menyiapkan program vaksinasi Covid-19. Saat ini, Indonesia telah mengamankan jutaan dosis vaksin Covid-19 hasil kerja sama dari berbagai negara.
“Jumlah totalnya yang telah firm order itu 329.500.000 vaksin,” kata Jokowi dalam rapat terbatas bersama para menteri dan gubernur di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/1/2021).
Dari jumlah tersebut, sebanyak 3 juta dosis vaksin berasal dari Sinovac. Vaksin tersebut seluruhnya telah tiba di Tanah Air pada Desember 2020.
Pemerintah telah mendistribusikan vaksin Covid-19 Sinovac ke berbagai daerah untuk program vaksinasi. Meskipun sudah didistribusikan, namun Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat dari BPOM masih belum terbit.
Begitu juga dengan fatwa kehalalan vaksin dari MUI. Presiden pun menargetkan izin penggunaan darurat vaksin Sinovac dari BPOM dapat segera terbit pada pekan ini atau pekan depan.
“Kita masih menunggu hasil pengujian, nanti akan keluar yang namanya izin darurat penggunaan dari BPOM dan kita harapkan nanti minggu ini atau minggu depan keluar,” kata Jokowi.
Program vaksinasi kepada 182 juta masyarakat dijadwalkan akan mulai berjalan pada pekan depan. Usai diterbitkannya izin penggunaan darurat oleh BPOM, vaksinasi akan langsung dilakukan pertama kali kepada Presiden Jokowi.
“Setelah itu, mungkin sehari atau dua hari setelah itu langsung saya disuntik yang pertama vaksinnya, kemudian dokter dan perawat, kemudian seluruh masyarakat,” tambahnya.
Dengan divaksin pertama kali, Jokowi ingin menunjukan bahwa vaksin yang digunakan untuk program vaksinasi sudah dipastikan keamanannya dan juga kehalalannya. Presiden menyampaikan, setelah vaksinasi dilakukan terhadap minimal 70 persen penduduk, maka akan terbentuk kekebalan komunitas.
Sehingga diharapkan setelah vaksinasi berjalan, kondisi aktivitas masyarakat akan kembali berjalan normal.
“Kita harapkan tahun ini sudah pada kondisi normal. Bulannya nanti gak tahu, bisa kuartal pertama, bisa kuartal kedua tapi kita akan berusaha agar kita bisa cepat kembali normal dengan vaksinasi,” jelasnya.
Jokowi juga menargetkan, program vaksinasi untuk seluruh masyarakat ini akan selesai dalam waktu satu tahun.
“Kita akan kerja keras, kita berharap nanti kurang lebih satu tahun itu bisa kita selesaikan,” tambah dia.
Rencananya, pemerintah akan menambah 122,5 juta dosis vaksin jenis ini. Kemudian, 50 juta dosis vaksin dipesan dari Novavax, 54 juta dosis vaksin dari Covax/GAVI, 50 juta dosis vaksin dari AstraZeneca, dan 50 juta dosis vaksin dari Pfizer.
“Pengaturannya nanti akan dilakukan oleh Menteri Kesehatan,” ujar Jokowi.
Jokowi memastikan bahwa vaksinasi akan dimulai di minggu kedua Januari 2021 atau pekan depan. Oleh karenanya, jutaan dosis vaksin sudah mulai didistribusikan ke 34 provinsi di Indonesia mulai Minggu (3/1/2021).
Ditargetkan, 5,8 juta dosis vaksin terdistribusi ke daerah selama bulan Januari. Setelah itu, 10.450.000 dosis vaksin didistribusikan pada bulan Febuari dan 13,3 juta vaksin terdistribusi pada bulan Maret.
“Dan bulan-bulan berikutnya nanti akan saya sampaikan pada waktu yang akan datang,” ujar Jokowi.
Jokowi pun meminta jajarannya dan para kepala daerah menyiapkan pelaksanaan program vaksinasi.
Pemerintah menargetkan program vaksinasi untuk seluruh masyarakat Indonesia ini dilakukan dalam dua tahap selama 15 bulan. Tahap pertama yakni akan dilaksanakan pada Januari hingga April 2021 kepada 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas publik di seluruh daerah. Kemudian tahap kedua akan digelar dari April 2021 hingga Maret 2022 kepada masyarakat lainnya.
Tiga masalah utama
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi Jokowi mengungkap ada tiga permasalahan utama yang perlu ditangani.
“Saya ingin menyampaikan beberapa hal yang penting terutama dalam rangka kegiatan-kegiatan kita tahun 2021 ini. Pertama, strategi kita dalam menangani pandemi ini tetap sama, yaitu, pertama, urusan penanganan kesehatan; kedua, masalah perlindungan sosial; ketiga, berkaitan dengan masalah pemulihan ekonomi,” kata Jokowi .
Jokowi menekankan kunci dalam menangani permasalahan itu adalah kerja keras. Dia lalu menyinggung beberapa negara yang melakukan lockdown karena penyebaran virus Corona yang masif.
“Dan kunci bagi pemulihan ekonomi kuncinya adalah bagaimana kita bisa berusaha keras, bekerja keras dalam rangka bisa menghentikan dan mengendalikan COVID,” ujarnya.
“Kita tahu dua hari lalu, tiga hari lalu Bangkok lockdown, Tokyo dinyatakan dalam keadaan darurat, London juga lockdown, kemudian juga di seluruh Inggris di-lockdown karena penyebaran COVID yang sangat eksponensial,” lanjut Jokowi.
Untuk itu, dia meminta seluruh elemen, terutama kepala daerah, terus bekerja keras, terutama pengawasan disiplin protokol kesehatan. Jokowi menyebut saat ini tingkat disiplin protokol kesehatan terlihat rendah.
“Oleh sebab itu kita betul-betul harus kerja keras, kerja mati matian agar 3T, 3M itu betul-betul bisa kita lakukan di lapangan, sekali lagi di lapangan, karena dari survei yang kita lakukan sekarang ini motivasi disiplin terhadap prokes masyarakat itu berkurang, pakai masker, cuci tangan, jaga jarak ini berkurang. Oleh sebab itu, saya minta para gubernur agar menggencarkan kembali masalah yang berkaitan dengan kedisiplinan prokes,” tuturnya. (wwa)




















































